25 Mei 2008

1. Dasar-Dasar Notasi Balok

Ada 7 huruf yang membentuk abjad musikal: A B C D E F G
Musik ditulis pada suatu paranada, yang terdiri dari 5 garis sejajar. Ada 4 ruang di antara 5 garis sejajar itu.


Tanda kunci trebel atau “G” ditempatkan di awal setiap paranada:



Kunci ini menunjukkan posisi not G, yaitu not sol – pada baris kedua dari bawah. Tanda kunci ini adalah suatu cara kuno untuk menuliskan huruf G masa kini. Pusat kunci ditulis pada baris kedua tadi.





Baris lain dan ruang dalam paranada dinamakan demikian:










Not-not ekstra bisa ditambahkan dengan memakai garis-garis pendek, disebut garis-garis bantu.









Ketika suatu not ditempatkan pada paranada, kepalanya menunjukkan posisinya. Contoh:






Ketika not berada di bawah garis tengah paranada, tangkainya terarah ke atas. Ketika kepala not berada di atas garis tengah, tangkainya terarah ke bawah.

Tangkai suatu not yang ditempatkan pada garis tengah (B) bisa terarah ke atas atau ke bawah.


Suatu paranada dibagi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil oleh suatu garis lurus yang memotong paranada itu dan disebut garis birama. Dua garis birama membentuk suatu birama. Suatu garis ganda menandakan akhir musik atau akhir suatu bagian penting musik.



Dua titik yang ditempatkan di depan suatu garis birama ganda menunjukkan bahwa musik harus diulangi dari suatu awal.



NILAI-NILAI NOT

Setiap not diberi nilai, yaitu, lamanya waktu membunyikan atau menyuarakan suatu not. Secara praktis, nilai suatu not ditegaskan oleh jumlah ketukan yang ada padanya.

Ringkasan berikut menjelaskan not-not paling lazim yang dipakai dalam musik dan nilai waktu yang terkait dengannya. Untuk setiap nilai not, ada suatu padanan tanda diam, yaitu, suatu jangka waktu musik tidak dibunyikan atau disuarakan.


Not penuh, 4 ketuk
Not setengah, 2 ketuk per not
Not seperempat, 1 ketuk per not
Not seperdelapan, ½ ketuk per not
Not seperenam belas, ¼ ketuk per not

Kalau suatu titik ditempatkan sesudah suatu not, titik itu menaikkan nilai not itu menjadi setengah dari nilai not pertama.




Contoh:
(4 + 2 ) = 6 ketuk



(2 + 1) = 3 ketuk




(1 + ½) = 1 ½ ketuk


Suatu busur-sambung adalah suatu garis lengkung yang menghubungkan dua not atau lebih dengan tingginada yang sama. Not kedua tidak dimainkan atau dinyanyikan, tapi jumlah ketukannya ditambahkan pada jumlah ketukan not pertama.

Berikut ada dua contoh:

2 + 1 = 3 ketukan




4 + 2 + 1 = 7 ketukan



Ringkasan not dan nilainya demikian:



















TANDA BIRAMA

Tanda birama atau jenis birama ditempatkan sesudah kunci trebel di awal suatu karya musikal.


Angka di atas menunjukkan jumlah ketukan per birama; angka di bawahnya menunjukkan nilai not dasar per birama. Dalam contoh ini, ada 4 ketukan per birama. Setiap not atau kesatuan not per birama bernilai ¼.


Dalam birama ke-4, ketukan ke-4 diucapkan dalam bahasa Inggris sebagai four e and a. Hitungan Anda harus selesai dalam satu ketukan, yaitu, ketukan ke-4.


Jenis birama 4/4 adalah yang paling lazim dipakai dalam jutaan lagu. Ia terkadang diwakili oleh suatu lambang yang disebut common time – disingkat sebagai C – dalam bahasa Inggris. Common time boleh disebut jenis birama umum dalam bahasa Indonesia. Notasi balok ada kalanya memakai lambang ini.

Kebanyakan nyanyian rock dan pop ditulis dengan memakai jenis birama 4/4 atau common time. Demikian juga, banyak nyanyian gereja, nyanyian pop etnik atau daerah, dan nyanyian rakyat – termasuk dari Papua – memakai jenis birama ini.

Jenis birama 4/4 adalah suatu contoh jenis birama tunggal. Suatu jenis birama tunggal dibentuk ketika ketukan jatuh pada not tak bertitik, seperti not seperempat, not setengah, dan not seperdelapan. Jadi, setiap ketukan dalam satu birama bisa dibagi menjadi dua.

Dalam jenis birama 4/4, ketukan dasarnya adalah suatu not bernilai seperempat. Not ini bisa dibagi menjadi suatu kelompok dari dua not yang masing-masing bernilai lebih kecil dari not sebelumnya, yaitu, not seperdelapan. Satu not seperdelapan lalu dibagi lagi menjadi dua not dengan nilai yang lebih kecil, masing-masing adalah not seperenam belas. Satu not seperempat sepadan dengan dua not yang masing-masing bernilai seperdelapan; satu not seperdelapan sepadan dengan dua not yang masing-masing bernilai seperenam belas. Berdasarkan pembagian biner ini, Anda mudah memecahkan satu not seperenam belas menjadi dua not yang masing-masing bernilai sepertiga puluh dua dan satu not penuh menjadi dua not yang masing-masing bernilai setengah.

Jenir birama tunggal lain mencakup 2/4 dan 3/4. Dalam jenis birama 2/4, angka 2 menunjukkan adanya dua ketukan dalam satu birama sementara angka 4 menunjukkan bahwa setiap not atau kesatuan not dalam satu birama dilandasi not seperempat. Dalam jenis birama 3/4, angka 3 menunjukkan tiga ketukan dalam satu birama dan setiap not atau kesatuan not dalam satu birama dilandasi satu not bernilai seperempat.

Halaman berikut berisi dua contoh notasi yang memakai jenis birama 2/4 dan 3/4. Dalam birama ke-3 ketukan ke-2 jenis birama 2/4 di atas, tulisan 2 + Anda ucapkan dalam bahasa Inggris sebagai two and. Ucapan kedua kata ini harus selesai dalam satu ketukan.









Serupa dengan itu, tulisan 1 + 2 dalam ketukan pertama dan kedua birama terakhir jenis birama 3/4 Anda ucapkan sebagai one and two. Dalam birama ke-4 ketukan kedua jenis birama birama 2/4 dan 3/4, Anda mengucapkan tulisan ketukan itu sebagai two e and a dan three e and a. Sekali lagi, Anda harus menyelesaikan ucapanmu dalam satu ketukan.

Selain jenis birama tunggal, ada juga jenis birama majemuk. Suatu birama majemuk ditandai suatu not seperempat diikuti satu titik. Setiap not betitik satu bisa dibagi menjadi satu kelompok tiga not yang masing-masing bernilai seperdelapan.

Tanda birama 6/8 adalah suatu contoh birama majemuk. Ia menunjukkan bahwa satu birama berisi dua not seperempat bertitik satu. Kedua-duanya bisa dibagi menjadi 2 kelompok not bernilai seperedelapan; setiap kelompok terdiri dari tiga not. Not setengah bertitik satu di awal birama ini membentuk suatu gabungan dari empat ketukan (dari not berkepala putih) dan dua ketukan (dari titik satu di kanan not berkepala putih).Dalam jenis birama 6/8, satu not berkepala putih sepadan dengan dua not yang masing-masing berkepala hitam.




Dua jenis birama bersusun lain dan lazim mencakup 9/8 dan 12/8. Dalam jenis pertama, ada tiga not bertitik satu dalam satu birama dan karena itu tiga kelompok not yang masing-masing dibentuk oleh tiga not bernilai seperdelapan. Dalam jenis kedua, ada empat not bertitik satu dalam satu birama; empat kelompok not yang masing-masing dibentuk oleh tiga not bernilai seperdelapan.













NOT-NOT PADA POSISI TERBUKA

Pelajaran tentang akord dan progresi akord ini akan sering melibatkan gitar enam senar. Alat musik ini sangat populer dan praktis, di antaranya karena mudah dibawa ke mana-mana. Karena itu, Anda sebagai pemain gitar perlu tahu padanan posisi not-not balok dengan setelan standar gitar: E A D G B E. Setelan ini membentiuk not-not gitar pada posisi terbuka karena Anda tidak menekan senar apa pun. Padanan ini bisa Anda cari di organ, keyboard, atau piano.

Dalam notasi balok tadi, C pada paranada kedua dari atas disebut C tengah. Ia setinggi not do – dalam notasi angka – tanpa titik di atas atau di bawahnya. Jadi, kelima not sebelum C tengah – E F G A B atau mi-fa-sol-la-si – bertitik satu dibawahnya dan tentu lebih rendah dari C tengah. Not C pada paranada keempat satu oktaf – delapan nada – lebih tinggi dari C tengah. Dengan demikian, not-not sesudahnya (D E F G) lebih tinggi dari not ini. Dalam notasi angka, not C-D-E-F-G atau do-re-mi-fa-sol yang tinggi ini ditandai satu titik di atasnya.

Not-not manakah dari notasi balok tadi yang sama bunyinya dengan not-not berdasarkan setelan standar pada gitar enam senar? Dari yang paling rendah sampai dengan yang paling tinggi, urutan padanan not itu demikian:

Not E: not senar ke-6, senar paling tebal, senar pertama pada gitar, di bawah rahang Anda.
Not A: not senar ke-5.
Not D: not senar ke-4.
Not G: not senar ke-3.
Not B: not senar ke-2.
Not E: not senar ke-1, senar paling kecil

NOT-NOT KROMATIK

Dalam notasi angka, not kromatik ditandai garis yang memotong not secara miring ke arah kanan atau ke kiri. Potongan ke arah kanan menandakan naiknya not normal setinggi setengahnada. Not 1 (do) yang diberi garis yang memotongnya secara miring ke arah kanan menjadikan not itu dinyanyikan sebagai di. Potongan ke arah kiri menandakan turunnya not normal serendah setengahnada. Not 6 (la) yang dipotong secara miring oleh suatu garis dari kanan ke kiri mengakibatkan not ini dinyanyikan sebagai su, sama bunyinya dengan sel. Pemakaian garis untuk memotong not secara miring ke arah kanan atau kiri menunjukkan not-not kromatik, “not-not setengah” dalam percakapan sehari-hari.

Dalam notasi balok, not-not kromatik dalam posisi naik atau turun ditandai secara khusus. Not yang dinaikkan setengah dari posisi normalnya diberi tanda kres (#) sementara not yang diturunkan setengah dari posisi normalnya diberi tanda mol (b). Baik kres maupun mol selalu ditempatkan di depan not.

Untuk mengembalikan suatu not yang sudah dinaikkan atau diturunkan setengahnada ke posisi semula, tanda pugar dipakai. Tanda ini mirip tanda kres.

Kalau suatu kres atau mol ditempatkan di depan suatu not memengaruhi not yang sama dalam satu birama. Tapi pengaruh ini ditiadakan kalau not yang sama muncul pada birama berikutnya.

Dalam posisi naik di dalam batas suatu kunci (seperti C mayor), not-not yang memakai kres punya padanannya dengan not-not yang memakai mol dalam posisi turun. Dengan kata lain, not-not yang memakai kres dan mol ini punya tingginada yang sama. Not-not dengan tingginada yang sama ini disebut not-not enharmonik.

Not-not enharmonik jelas ada dalam suatu jenis tangganada yang akan dibicarakan kemudian. Itulah tangganada kromatik.

Not-not yang sama tingginada atau bunyinya demikian: di=ru, ri=ru, fi=su, se=lu, dan li=sa. Inilah not-not enharmonik dalam tangganada kromatik.

KUNCI TREBEL DAN BAS

Kunci trebel yang merupakan suatu perkembangan dari huruf G dalam abjad kuno sudah Anda kenal sejauh ini. Dalam suatu paduan suara campuran (SATB), ia a lazimnya dipakai untuk not-not suara sopran dan alto. Kunci ini sering dipakai untuk menuliskan susunan akord secara vertikal; susunan not ini bisa dua, tiga, empat not atau lebih.

Jenis kunci yang lain yang dipakai adalah kunci bas. Dalam suatu paduan suara SATB, ia selalu dipakai sejajar dan di bawah kunci trebel untuk suara tenor dan bas. Dalam musik instrumental, kunci bas dipakai untuk not-not yang dihasilkan alat-alat musik bersuara seperti tenor dan bas semisal trombon, cello, tuba, kontrabas, pedal organ Yamaha, tuts bersuara rendah dari organ dan piano, dan gitar bas.

Bagaimana Anda mengingat dengan mudah urutan not yang dikendalikan kunci trebel atau bas? Hafallah posisi not do dalam kedua kunci ini. Berdasarkan posisi do, Anda bisa “melacak” not-not lain dalam posisi naik atau turun.

Kedua kunci tadi berlaku untuk tangganada C mayor yang juga akan dibicarakan kemudian. Tangganada ini akan kita pakai sering untuk mempelajari dan menguasai akord dan progresinya yang benar.

























































































































































































































































































































































24 Mei 2008

Akord dan Progresi Akord

Pengantar

Apa jadinya kalau seseorang hanya mampu mengiringi penyanyi yang berganti-ganti kunci karena menyanyikan berbagai lagu secara medley dengan hanya menguasai “akord tiga jurus” dari satu kunci saja, seperti urutan akord C-F-G dalam kunci C mayor? Akibatnya bisa mencengangkan – dan menggelikan.

Akibat ini benar-benar terjadi dan saya saksikan sendiri. Sekitar pertengahan 1970-an, saya ikut pesta pergantian tahun di suatu kompleks yang dihuni para perantau dari Indonesia bagian Timur, kebanyakan dari Irian. Suatu barisan berpasangan, kebanyakan lelaki, dari orang Irian yang lagi mabuk karena minum kole (kolesom, merek sejenis minuman anggur murah) dan minuman keras sedang balengan – tari berpasangan mirip poloneis – sepanjang emperan suatu deretan kamar yang menghadap halaman luas dan jalan raya. Mereka menyanyi dengan bersemangat macam-macam lagu khas Irian, sambung-menyambung, mirip medley.

Saya ikut mengiringi nyanyian medley mereka dengan ukulele, sekitar satu jam. Tidak setiap lagu meneruskan kunci lagu sebelumnya; jadi, saya tinggal menyesuaikan kunci dan terus mengiringi mereka.

Saya berhenti sekitar pukul 4 pagi lalu seorang lelaki Irian – sebut saja Marten – mengambil alih iringan saya, kali ini pakai gitar 6 senar. Saya perhatikan, dia ingin iringi pakai kunci C. Tapi begitu dia mulai, penyanyi yang bersemangat dan menyanyi non-stop itu tanpa mereka sadari sudah pindah kunci di luar C. Marten ternyata tidak bisa main gitar di kunci lain kecuali di kunci C. Apa yang dia buat? Dalam keadaan suara ribut karena nyanyi itu, dia setel ulang gitar itu supaya iringannya cocok dengan setelannya. (Saya tidak akan dapat setelan gitar yang merdu dalam keadaan berisik.) Tapi begitu dia sudah ketemu setelan yang menurutnya cocok dan ingin iringi, penyanyi sudah pindah lagu lain dengan kunci yang lain lagi. Marten harus setel ulang gitarnya dan begitu mau iringi, penyanyi pindah lagu lain dengan kunci yang lain lagi. Selama sekitar 30 menit, kerja Marten bukan mengiringi mereka yang nyanyi tapi setel gitar. Begitu dia ketemu setelan lain sesudah 30 menit, pesta nyanyi sudah bubar dan dia berpuas diri dengan mengiringi siulannya sendiri!

Lain pengalaman Marten, lain pengalaman Tom (bukan nama sebenarnya). Berbeda dengan Marten, keahlian mengiringi nyanyiannya bersyarat.

Pada suatu waktu, Tom gampang sekali mengiringi nyanyiannya atau nyanyian temannya dengan ukulele, gitar, keyboard, organ, atau piano. Mengapa? Lembaran nyanyian yang dia miliki punya lambang-lambang akord yang mempermudah dia mengiringinya atau temannya.

Tapi pada waktu lain, dia kelabakan mengiringi nyanyiannya atau nyanyian temannya. Kali ini, lembaran nyanyian tidak punya catatan tentang akord dan urutannya. Terpaksa, dia memakai perasaannya saja untuk menetapkan akord-akord yang dipakai. Kebetulan ada temannya yang ahli musik yang segera tahu ada akord yang salah bunyinya karena tidak cocok dengan nyanyian yang dibawakan. Tom sendiri tidak menyadari bunyi akord yang salah itu.

Kalau Anda punya pengalaman mirip Marten dan Tom atau pengalaman mengiringi nyanyian yang terbatas atau kurang sekali dalam hal memakai akord dan urutannya sesuai aturan baku, Anda tidak usah berkecil hati. Ada banyak peminat musik yang ingin juga tahu lebih jauh tentang akord dan urutannya dan memakai aturannya yang baik dan benar untuk mengiringi lagu apa pun.

Akord adalah suatu gabungan tiga not atau lebih yang dimainkan bersama-sama. Akord C, misalnya, dibentuk paling kurang dari susunan not C-E-G atau do-mi-sol. Sementara itu, progresi akord adalah serangkaian akord yang dimainkan sebagai suatu kesatuan musikal, seperti dalam suatu nyanyian. Rangkaian akord berikut – dalam kunci C mayor – bisa Anda mainkan untuk mengiringi “Malam Kudus”, lagu Natal terkenal itu: C-C-G-C-F-C-F-C-G-G7-C-C-G7-C. Rangkaian akord seperti ini disebut “progresi akord”.

Buku kecil ini ditulis untuk menolong Anda mempelajari dan menguasai akord dan progresinya. Anda akan dituntun secara bertahap melalui penjelasan yang sederhana disertai contoh-contoh dan latihan-latihan.

Sesudah mempelajari dan menerapkan pelajaran dalam buku ini, Anda akan mengiringi lagu dengan memakai akord dan urutannya yang benar. Anda juga bisa mengiringi lagu yang tidak disertai lambang akordnya karena Anda akan tahu aturan yang benar untuk menetapkan pilihan dan urutan akord lagu seperti ini.

Buku ini ditulis untuk Anda yang baru mulai belajar memainkan akord dan urutannya. Secara bertahap, Anda akan dituntun dari tingkat pemula menuju tingkat madya dan akhirnya tingkat maju. Contoh-contoh penjelasan dan latihan-latihan memakai notasi balok, tablatur (notasi khusus untuk gitar), peta ritme untuk iringan gitar, dan rekaman.

Jakarta, 1 Januari 2008