28 Juli 2008

10. Akord Pembantu: Supertonika, Median, dan Leading Tone

Selain submedian, tiga akord pembantu lainnya dari lagu mayor adalah supertonika, median, dan akord yang dibentuk oleh leading tone/note sebagai not basnya. Bersama submedian, ketiga-tiganya disebut juga akord-akord sekunder sementara akord-akord primer adalah akord tonika, subdominan, dan dominan. Dalam tangganada diatonik mayor C, ketiga akord pembantu ini demikian:

Akord Dmin

Akord Emin

Akord Bdim

Diagram akord menunjukkan senar-senar manakah yang Anda mainkan, nada-nada apakah yang Anda bunyikan, dan jari-jari manakah yang Anda pakai. Tidak selalu diagram akord mulai dengan nada bas. Jadi, Anda harus menghafal nada basnya, terutama ketika Anda memetik jalur bas suatu lagu. Pada ketiga diagram akord tadi, nada bas Dmin adalah D pada senar keempat. Nada bas Emin memang mulai dengan E pada senar keenam sementara nada bas Bdim adalah B pada senar kedua. Meskipun tidak setiap diagram akord mulai dengan nada bas, Anda harus membunyikan semua senar sesuai petunjuk pada diagram akord.

LATIHAN 1

Mainkanlah ketiga akord pembantu tadi berkali-kali sampai Anda menguasai penjarian yang kokoh yang menghasilkan bunyi akordal yang bersih. Pakailah notasi ritmik bab lalu atau bab-bab sebelumnya untuk melatih ketiga akord itu.

Sifat dan Peranan Ketiga Akord

Progresi akord yang melibatkan akord supertonika, median, dan leading tone serta submedian yang sudah dibicarakan dalam bab lalu dibatasi pada susunannya tanpa balikan-balikan. Jadi, aturan-aturan yang akan Anda baca berlaku dalam hubungan ini. Nanti ketika membicarakan akord yang dibentuk berdasarkan leading tone/note, kita akan menyinggung sedikit suatu akord balikan dan lambangnya.

Akord supertonika

Akord supertonika, seperti Dmin, adalah suatu akord pembantu akord subdominan, seperti F. Ia bersifat tidak tenang, tapi progresinya ke akord diatonik lain kurang pasti. Dalam harmoni tradisional Barat, akord ini bisa menuju akord diatonik mana saja kecuali akord tonika. Salah: Dm-C (IImin-I). Betul: Dm-Em (IImin-IIImin), Dmin-F (IImin-IV), Dmin-G (IImin-V), Dmin-Amin (IImin-VImin), atau Dmin-Bdim (IImin-VIIdim).

Biasanya, akord supertonika berperan sebagai variasi ketika akord subdominan diulangi. Contoh berikut dalam tangganada diatonik mayor C memperjelas peranan ini. (Asli dan variasi di sini dan pada contoh-contoh lain dicetak dengan huruf tebal.) Asli: C-F-Amin-G7-C (I-IV-VImin-V7-I). Variasi: C-Dmin-Amin-G7-C (I-IImin-VImin-V7-I). Dalam prakteknya, progresi akord asli dan variasinya bisa digabungkan, seperti C-F-Amin-G7-C-Dmin-Amin-G7-C (I-IV-VImin-V7-I-IImin-VImin-V7-I).

Selain itu, akord supertonika berperan sebagai pengganti akord subdominan yang mendahului akord dominan. Asli: C-F-G-C (I-IV-V-I). Variasi: C-Dmin-G-C (I-IImin-V-I). Anda bisa menggabungkan progresi akord asli dan variasinya: C-F-G-C-Dmin-G-C (I-IV-G-I-IImin-V-I).

Akord median

Akord ini disebut "median" karena berada kira-kira di tengah akord tonika dan dominan. Ia juga suatu akord minor. Ia pun bersifat tidak tenang, tapi progresinya kurang jelas. Dalam harmoni tradisional Barat, akord median bisa berubah ke akord diatonik mana saja kecuali ke akord tonika atau akord yang dibentuk berdasarkan leading tone/note, selanjutnya disebut akord leading tone. Salah: Emin-C (IIImin-I) atau Emin-Bdim (IIImin-VIIdim). Betul: Emin-Dmin(IIImin-IImin), Em-F (IIImin-IV), Emin-G (IIImin-V), atau Emin-Amin (IIImin-VImin). Sering akord median berperan sebagai variasi ketika akord dominan diulangi. Asli: Amin-G-F-G-Dmin-G7-C (VImin-V-IV-V-IImin-V7-I). Variasi: Amin-G-F-Emin-Dmin-G7-C (VImin-V-IV-IIImin-IImin-V7-I).

Akord Leading Tone

Posisi not ketujuh dalam tangganada diatonik mayor disebut leading tone atau leading note. Nada atau not yang menuntun. Menuntun ke mana? Ke puncak terakhir tangganada diatonik mayor sejauh setengahnada. Ini berarti leading tone menuju tonika satu oktaf lebih tinggi dari tonika paling bawah atau paling rendah; jarak antara kedua posisi not ini memang setengahnada. Dalam tangganada diatonik mayor C, leading tone adalah B (si); ia menuju C (do) paling tinggi.

Dalam aturan harmoni tradisional Barat, akord yang memakai leading tone sebagai not basnya bisa berubah ke akord diatonik mana saja kecuali ke akord supertonika atau subdominan. Salah: Bdim-Dmin (VIIdim-IImin) atau Bdim-F (VIIdim-IV). Betul: Bdim-C (VIIdim-I, satu oktaf lebih tinggi), Bdim-Emin (VIIdim-IIImin), Bdim-G (VIIdim-V), atau Bdim-Amin (VIIdim-VImin).

Akord leading tone bisa Anda pakai sebagai variasi akord dominan ketujuh balikan pertama sebelum akord tonika. Balikan pertama akord dominan ketujuh dalam tangganada diatonik mayor C adalah B-D-F-G (si-re-fa-sol).

Peranan akord VIIdim 

Kedua birama pertama berisi progresi akord asli. Kedua birama terakhir menunjukkan variasi progresi akord asli.                                        

Perhatikan tata penulisan akord yang mengalami balikan pertama tadi. Akord dasar dominan (G) dilandasi B sebagai not basnya. Dalam ucapan sehari-hari mereka yang belajar organ Yamaha, penulisan seperti ini disebut - dalam bahasa Inggris - "G on B", akord G bertumpu pada B sebagai nada basnya. Asli: G-Amin-G/B-C (V-VImin-V/VII-I). Variasi: G-Amin-Bdim-C (V-VImin-VIIdim-I). Akord tonika  harus lebih tinggi dari akord leading tone; jadi, C harus lebih tinggi nadanya dari Bdim.

Di manakah sebaiknya progresi akord asli dan variasinya tadi Anda mainkan untuk mengiringi suatu lagu? Karena ada nada bas B dari akord leading tone yang mendahului nada bas akord tonika C, progresi ini tidak cocok untuk mengakhiri suatu lagu. Nada bas VII kedengaran tajam, kurang kokoh, mantap, bulat, berwibawa dibanding nada bas dominan dari G atau G7. Dengan kata lain, akhir suatu lagu menghendaki nada bas dominan dari akord G atau G7 yang kokoh, mantap, bulat, berwibawa sebelum lagu berakhir dengan tonika C. Jadi, progresi tadi lebih cocok dipakai pada suatu kalimat atau bagian dari lagu yang dimainkan, yang disusul oleh, misalnya, suatu akord F: C-Amin-G/B-C-F dan seterusnya atau C-Amin-Bdim-C-F dan seterusnya.

Notasi Ritmik

Pelajarilah notasi ritmik berikut:

Notasi ritmik 5

Pakailah pukulan down-strum untuk ketukan pertama dan kedua. Lalu, pakailah kombinasi pukulan down-strum dan up-strum untuk ketukan ketiga dan keempat. Berlatihlah berkali-kali untuk menguasai notasi ritmik pada birama pertama lalu akhirilah dengan satu pukulan down-strum pada birama kedua untuk akord C.

Akord Tonika Ketujuh

Dalam tangganada diatonik mayor C, akord tonika ketujuh dilambangkan sebagai C7. Diagram akordnya tidak menunjukkan not dasar atau not basnya pada senar keenam. Not basnya malah ada pada senar kelima, yaitu C.

Akord Tonika Dominan Ketujuh

Berlatihlah memainkan akord ini sampai Anda menguasainya dengan baik. Pakailah salah satu notasi ritmik yang sudah Anda pelajari untuk latihanmu.

Akord tonika ketujuh tergolong pada akord-akord dominan ketujuh yang akan kita bicarakan pada kesempatan lain. Dalam bab ini, Anda diperkenalkan pada salah satu akord dominan ketujuh ini yang lazim muncul dalam progresi akord diatonik: tonika ketujuh. Dalam tangganada diatonik mayor, tonika ketujuh adalah C7.

Akord tonika ketujuh, seperti C7, adalah suatu akord mayor. Bunyinya sangat janggal, sangat tegang, dan ingin bergerak ke subdominan, seperti F.

Tapi progresi subdominan-tonika ketujuh (F-C7) untuk mengakhiri suatu lagu atau untuk berhenti sebentar tidak lazim. Anda bisa memakai progresi ini asal Anda menambahkan akord subdominan  sesudah akord tonika ketujuh. Jadi, urutan akord F-C7-F dibolehkan asal tidak Anda pakai untuk mengakhiri suatu lagu.

LATIHAN 2

Pakailah notasi ritmik pada birama pertama tadi untuk mengiringi lagu berikut. Akhirilah lagu itu dengan satu pukulan down-strum.

Ya Allah yang Mahatinggi

 Sumber: Kidung Jemaat no. 246 bait satu (Jakarta: Yayasan Musik Gereja di Indonesia, 1997 hal. 256)

Selain akord tonika ketujuh C7 yang bergerak ke subdominan F, Anda memperhatikan bahwa tiga dari akord pembantu lagu mayor - Dmin, Emin, dan Amin - dipakai pada lagu tadi.

LATIHAN 3

Progresi akord manakah yang salah dan betul?  Berilah tanda centang (V) untuk urutan akord yang betul dan tanda silang (X) untuk urutan yang salah.  Jawaban yang betul diberikan di akhir bab ini.

  • C-Amin-C                                    ____
  • C-Dmin-Emin-Dmin-C                     ____
  • C-F-G-Amin-Bdim-C                      ____
  • C-Dmin-Emin-F-G-Dmin-C               ____
  • C-Dmin-Emin-F-Emin-Dmin-G-C        ____

LATIHAN 4

Dalam batas semua akord diatonik dalam tangganada diatonik mayor C yang sudah Anda pelajari sejauh ini, tentukanlah progresi akord yang betul dari lagu berikut ini. Tuliskanlah lambang akordnya pada garis yang tersedia di atasnya. Akord ketukan pertama setiap birama diberikan untuk membantu penyusunan yang betul dari progresi akord. Jawaban diberikan di akhir bab ini.

Tuhan, Beri kepada Raja

Sumber: Mazmur 72 (halaman 84) dalam MAZMUR (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1986) Melodi mazmur ini aslinya bebas irama; untuk kepentingan pelajaran akord, urutannya, dan iringan gitar, saya mengadaptasinya dengan memakai hanya jenis birama 4/4.

LATIHAN 5

Sesudah menemukan progresi akord yang betul, mainkanlah mazmur tadi dengan memakai notasi ritmik di atas. Anda bisa melihat jawaban untuk membantu Anda dengan progresi akord yang betul.

LATIHAN 6

Ciptakanlah lagumu sendiri dengan memakai salah satu dari progresi akord yang sudah Anda pelajari sejauh ini. Anda bisa memakai progresi akord yang betul - cek jawaban di bawah ini - dari Latihan 3.

Jawaban yang Betul

LATIHAN 3

Salah. Progresi akord yang betul: C-Amin-F, C-Amin-C7-F, C-Amin-G, dan lain-lain. Salah: Progresi akord yang betul: C-Dmin-Emin-Dmin-G-C atau akord lain yang menggantikan secara betul kedua akord terakhir. Betul: C-F-G-Am-Bdim-C. Salah: Progresi akord yang betul: C-Dmin-Em-F-G-Dmin/Amin/Emin/G. Betul: C-Dmin-Emin-F-Emin-Dmin-G-C.

LATIHAN 4

Sejauh progresi akord yang Anda tentukan tidak menyimpang dari aturan, isianmu bisa saja betul. Sebagian lagu tadi bisa diberi beberapa kemungkinan urutan akord. Salah satu kemungkinan progresi akord mazmur tadi demikian: birama 2: F-G-Amin; birama 3: Dmin-Emin-F-G; birama 5: F-C-G-Amin; birama 7: C-F-G; birama 9: Amin-Dmin-G-F; birama 10: Amin-G; dan birama 11: F-Dmin-Emin.

 

 

23 Juli 2008

9. Akord-Akord Pembantu Lagu Mayor

Ketiga akord utama, pilar harmoni Barat, yang sudah Anda pelajari adalah akord tonika, subdominan, dan dominan. Dalam tangganada diatonik mayor C, ketiga akord utama itu adalah C (akord tonika), F(akord subdominan), dan G (akord dominan). Akord dominan ketujuh (G7) dipakai sesudah akord dominan atau sebagai penggantinya.

Interval Akord Mayor, Minor, dan Diminished

Semua akord tadi bersifat mayor. Sifatnya ditentukan oleh interval yang membentuk not dasar atau not bas setiap akord dengan not kedua di atasnya. Not kedua membentuk interval ketiga mayor dengan not bas di bawahnya.

Pemahaman tentang interval, seperti yang sudah dijelaskan, paling gampang melalui triad. Triad C, misalnya, adalah C-E-G (do-mi-sol) yang dibentuk oleh dua interval ketiga: C-E (do-mi) dan E-G (mi-sol).

Meskipun kedua-duanya adalah interval ketiga, sifatnya tidak sama. Interval ketiga bawah (C-E) punya lima setengahnada (do-di-re-ri-mi atau C-#C-D-#D-E) sementara interval ketiga atas (E-G) punya empat setengahnada (mi-fa-fi-sol atau E-F-#F-G). Tapi yang menentukan sifat mayor triad C adalah interval ketiga bawah (C-E) yang berisi lima setengahnada tadi.

Kedua triad utama lain yang juga bersifat mayor masing-masing punya interval ketiga bawah yang juga memakai lima setengahnada dan empat setengahnada untuk interval atasnya. Jadi, triad F dan G masing-masing disusun oleh interval ketiga bawah yang terdiri dari lima setengahnada, F-A (fa-fi-sol-se-la atau F-#F-G-#G-A) dan G-B (sol-se-la-li-si atau G-#G-A-#A-B), dan oleh interval ketiga atas yang juga terdiri dari empat setengahnada, A-C (la-li-si-do atau A-#A-B-C) dan B-D (si-do-di-re atau B-C-#C-D).

Tapi tangganada diatonik mayor tidak hanya punya triad mayor. Ia juga punya tiga triad minor dan satu triad kurang (diminished) di dalamnya. Dalam tangganada diatonik mayor C, ketiga triad minor itu adalah Dm, Em, dan Am. Satu-satunya triad kurang dalam tangganada ini adalah Bdim.

Tingkat-Tingkat Tangganada Diatonik Mayor

Dalam ilmu musik Barat, ketujuh not dalam tangganada diatonik mayor dikelompokkan juga berdasarkan posisinya. Pengelompokan ini berlaku juga untuk tangganada minor (yang akan dipelajari lebih jauh pada kesempatan lain). Dalam tangganada diatonik mayor C, posisi setiap not diberi nama khusus, seperti berikut:

Nama dan angka tingkat

Catatan: Nama lain untuk tonika adalah not dasar (root).Not median disebut demikian karena berada antara supertonika dan subdominan. Istilah lain untuk leading tone adalah leading note. Not submedian (awalan sub- berarti "di bawah") berada di bawah leading tone.

Dalam musik yang memakai kunci atau nada dasar, not tonika mencakup not pada tingkat pertama, ketiga, dan kelima: do, mi, dan sol atau tonika, median, dan dominan. Tonika ibarat pelabuhan atau terminal kereta api pusat atau terakhir, tempat not-not pada tingkat-tingkat lain dalam tangganada diatonik mayor mencari keteduhan, ketenangan, kekendoran, kondisi istarahat. Ini berarti not-not pada tingkat lain - supertonika, subdominan, submedian, dan leading tone - bersifat tidak tenang atau tegang, resah. Not-not pada tingkat ini karena itu ingin mencari ketenangan pada ketiga not tonika tadi.

Not pada tingkat dominan memang bersifat tenang sejauh ia bagian dari tonika. Tapi kalau ia menjadi not bas dari triad dominan, ia pada tingkat ini menjadi tidak tenang, tegang dan karena itu ingin mencari ketenangan juga pada triad tonika.

Pemakaian Angka Romawi

Kualitas dan posisi suatu triad ditandai oleh angka Romawi. Triad adalah suatu bagian dari sistem harmonik Barat. Dalam sistem ini, setiap tingkat dalam tangganada mayor tadi menjadi not dasar untuk membentuk triad dengan nama yang sama. Menurut suatu aturan yang biasanya dipakai dalam musik klasik atau serius Barat, setiap triad mayor ditandai suatu angka Romawi besar; setiap triad minor ditandai angka Romawi kecil.

Tingkat harmonik Ada juga cara penulisan lain yang menyederhanakan sistem pemberian angka Romawi tadi. Daripada repot-repot memakai angka besar dan angka kecil, mengapa kita tidak memakai angka Romawi besar saja? Semua tingkat harmonik minor bisa kita tandai dengan singkat m, min, atau mi di belakang angka Romawi besar itu. Meski cara penulisan sedikit berbeda, aturan tentang triad mayor, minor, dan diminished tetap sama.

Tingkat harmonik1

Anda bisa memilih salah satu dari kedua sistem penandaan tingkat harmonik (harmonic degree) tersebut. Tapi untuk pelajaran kita selanjutnya, saya akan memakai cara kedua karena sederhana dan lebih mudah diingat.

Sesudah penjelasan tentang tingkat-tingkat tangganada dan harmonik tadi dengan memakai triad sebagai contoh penjelasan, Anda kini sudah siap untuk memelajari akord-akord pembantu diatonik. Apa itu?

Akord Pembantu Diatonik

Sistem diatonik sangat efektif untuk menata melodi dan harmoni menjadi pola yang menyenangkan dalam banyak gaya musik yang hebat. Musik populer modern menambah variasi di dalam sistem diatonik dengan menggabungkan unsur-unsur yang lazim dengan cara-cara yang baru. Salah satu cara itu dikenal dalam dunia musik pop dengan istilah substitusi akord, penggantian akord. Suatu akord yang jelas dan pasti akan dipakai dalam suatu progresi akord digantikan oleh akord lain yang agak berbeda tapi yang mencapai fungsi yang sama. Tapi akord yang menggantikan akord asli haruslah tergolong pada tangganada yang diberi harmonisasi dan sama dengan yang berlaku untuk akord asli. Metode penggantian akord asli dengan akord lain untuk memenuhi fungsi yang sama disebut substitusi diatonik.

Bagaimana caranya akord-akord substitusi dipilih? Pertama, dengan mengelompokkan akord-akord diatonik menjadi keluarga-keluarga yang bunyi musikalnya berkerabat. Kedua, dengan menukar satu akord dengan akord lain.

Pertukaran timbal balik akord-akord ini tidak berarti akord-akord bisa Anda tukar satu dengan yang lainnya begitu saja. Sebenarnya, ada pilihan dalam setiap keluarga akord untuk menghasilkan tuntunan bunyi akordal yang berbeda dan variasi emosional yang halus. Pertukaran akord-akord yang saling berkaitan untuk menghasilkan progresi bunyi musikal yang berbeda tapi tetap dalam struktur asli disebut reharmonisasi.

Keluarga-Keluarga Akord

Akord-akord dalam tangganada mayor (juga minor) boleh dibilang tergolong pada salah satu dari tiga keluarga utama. Setiap keluarga punya suatu kecenderungan atau efek dasar:

  1. Keluarga akord I disebut keluarga tonika. Efek dasarnya: secara sementara atau permanen mengendorkan suatu karya musik, menjadi suatu tempat istirahat, suatu "rumah."
  2. Keluarga akord IV disebut keluarga subdominan. Efek dasarnya: bergerak menjauhi akord I.
  3. Keluarga akord V disebut keluarga dominan. Efek dasarnya: bergerak ke arah (mengendor ke arah) akord I.

Akord-akord diatonik lainnya - IImin, IIImin, VImin, dan VIIo - masing-masing tergolong pada salah satu keluarga utama tadi. Keluarga-keluarga ini agak berbeda dalam kunci mayor (dan minor).

Substitusi Diatonik Kunci Mayor

Keluarga akord diatonik kunci mayor demikian:

  1. Keluarga tonika: I dan VImin
  2. Keluarga subdominan: IV, dan IImin
  3. Keluarga dominan: III, V, dan VIIo

"Hubungan keluarga" tadi bisa Anda lihat dengan membanding-bandingkan susunan akord-akord dalam setiap keluarga. Susunan akord IImin (supertonika), IIImin (median), VImin (submedian), dan VIIdim (leading tone) demikian:

Empat akord pembantu

Mengapa ada tiga triad yang bersifat minor dan satu triad yang bersifat kurang? Jumlah setengahnada yang membentuk keempat triad inilah yang menentukan sifat-sifatnya. Dibanding ketiga akord mayor tadi, setiap akord minor ini kekurangan satu setengahnada pada interval bawahnya; dengan kata lain, interval bawah setiap akord minor ini dibentuk oleh empat setengahnada. Triad Dm: D-F (re-ri-mi-fa atau D-#D-E-F); triad Em: E-G (mi-fa-fi-sol atau E-F-#F-G); dan triad Am: A-C (la-li-si-do atau A-#A-B-C).

Bagaimana tentang jumlah setengahnada interval atas ketiga triad minor tadi? Berbeda juga dengan yang membentuk interval atas ketiga triad mayor tadi: ada bukan empat melainkan lima setengahnada. Interval atas triad Dm: F-A (fa-fi-sol-se-la atau F-#F-G-#G-A); Em: G-B (sol-se-la-li-si atau G-#G-A-#G-B); dan Am: C-E (do-di-re-ri-mi atau C-#C-D-#D-E). Meskipun ada perbedaan jumlah setengahnada pada interval atas triad mayor dan minor, yang menentukan sifat minor ketiga triad minor ini adalah jumlah setengahnada pada interval bawahnya.

Lalu, bagaimana dengan sifat triad kurang dalam tangganada diatonik mayor C tadi? Anda ingat bahwa suatu triad minor menjadi triad kurang karena kekurangan satu setengahnada. Pada interval bawah atau atasnya? Pada interval atasnya. Interval atas triad Dm, misalnya, punya lima setengahnada (F-#F-G-#G-A) sementara interval atas pada triad Bdim punya empat setengahnada: D-F (re-ri-mi-fa atau D-#D-E-F). Sementara itu, interval bawahnya dibentuk juga oleh empat setengahnada seperti yang ada pada ketiga triad minor tadi: B-D (si-do-di-re atau B-C-#C-D). Jadi, dua interval minor membentuk Bdim.

Sifat, Peranan, dan Progresi Akord-Akord Pembantu

Sesudah memahami sifat mayor, minor dan kurang dari empat triad lain dalam tangganada diatonik mayor, Anda sudah siap sekarang untuk mempelajari salah satu dari keempat akord pembantu ketiga akord utama tadi. Itulah akord submedian Am. Akord-akord pembantu lain akan dibahas dalam bab berikut.

Akord Am

Apa sifat dan peranan akord pembantu ini dan bagaimana progresinya yang betul?

Mainkanlah pada gitarmu akord Am beberapa kali untuk mendengarkan dan menghafal bunyinya. Bunyi akordalnya bersuram, muram, murung, sayu dibanding bunyi tenang, manis, dan merdu dari "saudaranya", akord C. Baik akord C maupun Amin punya not-not yang sama, C-E, dan berbeda, G untuk akord C dan A untuk akord Amin. Selanjutnya, ada perbedaan not dasar atau not basnya: not bas Am adalah A (la) sementara not bas C adalah C (do). Perbedaan not bas ini berlaku untuk posisi awal - tanpa balikan-balikan - kedua akord bersaudara ini.

Dalam tangganada diatonik mayor C, akord submedian Amin adalah akord pembantu tonika mayor. Meskipun ia tidak sebagus tonika mayor, ia bersifat tenang, stabil.

Dalam ilmu harmoni tradisional Barat, akord submedian bisa bergerak ke akord diatonik mana pun kecuali ke akord tonika atau akord yang not basnya adalah leading tone/note: B (si).

Progresi akord yang salah: Am-C (IVmin-I) atau Am-Bdim (VImin-VIIo).

Progresi akord yang betul: Am-Dm (VImin-IImin), Am-Em (VImin-IIImin), Am-F (VImin-IV), atau Am-G (VImin-V).

Dalam progresi akord, akord submedian ini punya beberapa peranan. Ia berperan sebagai variasi sesudah akord tonika mayor ketika akord mayor ini seharusnya diulangi. Akord pada birama ketiga di bawah ini

Mewakili tonika mayor

seharusnya adalah akord tonika mayor C yang diulangi. Tapi untuk mengurangi kebosanan, ia digantikan oleh akord submedian Am.

Selain itu, akord VI minor tersebut berperan sebagai wakil akord tonika mayor. Penggalan melodik yang diulangi di atas seharusnya dimulai dengan akord tonika mayor C pada birama keempat. Alih-alih memakai akord tonika, saudaranya, akord submedian Am, mewakili atau menggantikannya. Sesudah akord F, Anda menemukan lagi akord tonika mayor C yang masih disusul akord G. Ketenangan pada akord tonika mayor ini karena itu bersifat sementara karena lagu belum berakhir.

Tapi akord Am tidak bisa Anda pakai di akhir suatu baris atau kalimat lagu. Bagian kalimat lagu berikut dari lagu daerah Sulawesi Utara, Si Patokaan, memperjelas larangan ini. Pemakaian akord submedian Am sebagai pengganti akord tonika C mayor di akhir kalimat syair dan melodik ini keliru. Akord pembantu VImin karena itu harus diganti dengan akord tonika C mayor.

Akord Am keliru

Perbaikan akord Am

Akord submedian ini Anda pakai juga menjelang akhir suatu lagu ketika dua akord dominan disusul dua kali oleh dua akord tonika. Sebelum memainkan akord tonika untuk mengakhiri suatu lagu, Anda bisa menggantikan akord tonika pertama dengan suatu akord submedian. Penggalan terakhir lagu kebangsaan Indonesia Tetap Merdeka ciptaan Cornel Simanjuntak bisa memperjelas aturan ini.

Am sebelum C

Birama yang memakai akord dominan (G) dan dominan ketujuh (G7) adalah birama kedua dan sebagian birama ketiga. Birama ketiga memakai akord tonika mayor C pada ketukan pertama dan kedua disusul akord pembantu atau penggantinya, akord submedian Am, pada ketukan ketiga dan keempat. Progresi dari Am ke Dm disusul dua akord dominan mendahului akhir penggalan lagu ini pada akord tonika C mayor.

Notasi Ritmik

Pelajarilah pola pukulan gitar berikut:

Notasi ritmik 4

Mainkanlah birama pertama beberapa kali lalu akhirilah dengan birama kedua. Dalam bab terdahulu, ketukan keempat yang dipecah menjadi dua Anda sudah mainkan selama satu ketukan. Seperti ketukan keempat, kali ini ketukan kedua dipecah menjadi dua not yang masing-masing bernilai seperdelapan. Cara menghitung ketukan ini pun seperti cara Anda menghitung pecahan ketukan keempat sebelumnya. Kalau mau mantap, ketuklah sesuatu yang bunyinya jelas pada tempo yang bisa Anda kelola lalu hitunglah secara berirama dalam bahasa Inggris: one, two-and, three, four-and. Ulangilah hitungan ini beberapa kali sebelum Anda mengucapkan one untuk not birama terakhir. Sebenarnya, birama terakhir terdiri dari empat ketukan.

Salah satu progresi akord yang melibatkan akord submedian sebagai akord pengganti tonika C mayor - dalam tangganada diatonik mayor C - demikian: C-Am-F-G (G7)-C. Keempat akord pertama sering diulang-ulangi selama beberapa birama untuk melodi yang diciptakan agar cocok dengan progresi ini lalu berpindah ke progresi akord lain sebelum seluruh lagu diakhiri dengan tonika mayor.

Dalam dasawarsa 1950-an dan 1960-an, pencinta musik pop di Indonesia yang menyukai nyanyian berbentuk duet The Everly Brothers hafal salah satu lagu mereka yang terkenal, All I Have to Do Is Dream. Selama enam birama berturut-turut atau selama enam puluh empat ketukan berturut-turut, lagu ini memakai progresi akord tonika-submedian-subdominan-dominan. Dalam tangganada mayor C, itu sama dengan C-Am-F-G. Progresi akord yang diulang-ulangi ini macam ini yang memberi kita kesan pencipta lagunya berputar-putar dengan rangkaian akordnya disebut turnaround dalam bahasa Inggris.

Mirip dengan The Everly Brothers, Koes Bersaudara - kemudian menjadi Kus Plus - membuat suatu turnaround berjudul Oh, Kasihku. Beberapa birama awal lagu ini memakai progresi akord tonika-submedian-subdominan-dominan juga.

LATIHAN 1

Pelajarilah turnaround berikut lalu mainkanlah progresi akord ini berkali-kali pada gitarmu. Pakailah pola ritmik dari notasi ritmik tadi untuk berlatih lalu akhirilah turnaround ini dengan akord tonika mayor.

Latihan turnaround

LATIHAN 2

Pakailah hasil latihanmu tadi untuk mengiringi turnaround berikut. Ulangilah lagunya beberapa kali sampai Anda menguasai perpindahan akord dan pukulanmu dengan baik.

Kakek lapar

LATIHAN 3

Tidak semua progresi akord berikut yang melibatkan akord submedian betul. Berilah tanda centang (V) pada progresi yang betul dan tanda salib (X) pada yang keliru pada garis-garis yang tersedia di kanan.

  1. C-Am-F-G-C ___
  2. C-Am-G-F-C (bukan di akhir lagu) ___
  3. Am-G-F-G-C ___
  4. Am-G-C-F-G7-C ___
  5. C-F-G-Am-C-G-F-C ___

Jawaban yang betul diberikan di akhir bab ini.

LATIHAN 4

Salah satu akord tonika mayor C bisa Anda gantikan dengan Am. Akord C yang mana? Jawaban yang betul diberikan di akhir bab ini.

Am pengganti C

LATIHAN 5

Pilihlah salah satu progresi akord yang betul pada Latihan 3 lalu ciptakanlah lagumu sendiri. Sebelum memilih, lihatlah Jawaban yang Betul di bawah ini. Iringilah lagu ciptaanmu dengan pola ritmik dari notasi ritmik di atas.

Jawaban yang Betul

LATIHAN 3

C-Am-F-G-C V

C-Am-G-F-C X Karena progresi ini tidak dipakai di akhir lagu, urutan G-F-C seharusnya menjadi G-F-G(G7)-C. Progresi akord lengkapnya menjadi C-Am-G-F-G(G7)-C

Am-G-F-G-C V

C-F-G-Am-C-G-F-C X Kalau progresi akord ini dipakai menjelang akhir lagu dengan C terakhir sebagai akord tonika, maka urutan yang betul adalah C-F-G-C-Am-G-F-C. Kalau progresi ini tidak dipakai menjelang akhir lagu, urutan akordnya menjadi C-F-G-C-Am-F-G-C. Dalam progresi akord ini, Am adalah akord pengganti C.

LATIHAN 4

Akord C atau tonika mayor yang digantikan akord submedian Am adalah C pada birama 9. Akord Am ini menjadi suatu variasi akord C.

17 Juli 2008

8. Akord Subdominan

Sesudah memahami dan mempraktekkan progresi akord tonika-dominan-tonika dan variasinya dalam tangganada diatonik mayor C, Anda kini sudah siap untuk memahami dan mempraktekkan akord F. Akord subdominan ini adalah salah satu sokoguru dalam ilmu harmoni Barat.

Sifat dan Peranan Akord Subdominan

Akord mayor ini tidak saja menghasilkan nada yang tegang dan karena itu ingin mencari ketenangan pada akord tonika mayor. Ia juga bersifat progresif.

Sifatnya yang tegang bisa dipahami lebih lanjut dari peranannya. Akord subdominan bisa dipakai sebagai variasi terhadap tonika. Mainkanlah suatu lagu yang dimulai dengan, misalnya, not do - dalam tangganada diatonik mayor C - selama dua ketukan dengan memakai akord tonika C. Kemudian, nyanyikanlah not do kedua selama dua ketukan juga tapi kali ini gantikanlah akord C dengan F. Sesudah itu, akhirilah urutan C-F ini dengan akord C selama empat ketukan. Ulangilah progresi C-F-C beberapa kali dan Anda mendengarkan peralihan dari tonika (C) yang tenang ke subdominan F yang tegang dan sebagai variasi tonika lalu diakhiri dengan tonika yang tenang.

Subdominan Variasi Tonika

Sifatnya yang progresif bisa dijelaskan oleh peranannya yang lain. Ia sering dipakai pada puncak lagu yang memakai salah satu dari ketiga not utama triad F (fa-la-do) sebagai not paling tinggi. Pada contoh berikut, not triad subdominan yang dipakai sebagai not paling tinggi adalah la (F). Akord subdominan berperan juga sebagai akord yang mendahului akord dominan, yaitu G.

Subdominan Progresif Sebelum Tonika

Subdominan dalam Berbagai Progresi Akord

Sesudah memahami sifat dan peranan akord subdominan tadi, Anda tentu ingin tahu progresi akord macam apakah yang melibatkan F sebagai suatu akord subdominan. Ada beberapa macam urutan akord yang lazim dipakai dan yang melibatkan akord subdominan.

Tonika-subdominan-tonika

Ini suatu progresi akord yang lazim yang di dalamnya akord subdominan ikut berperan. Anda bisa mengulang-ulangi urutan C-F-C dalam tangganada diatonik mayor C ini kalau lagu yang Anda iringi pada gitarmu memang disusun dari rangkaian not yang melibatkan progresi akord ini berkali-kali.

Tonika-subdominan-dominan-tonika

Progresi akord tadi berkembang karena sebelum mengakhiri lagu iringanmu dengan tonika Anda harus memainkan akord dominannya. Akord dominan yang sering dipakai menjelang akhir lagu pada tonika (C) adalah dominan ketujuh. Jadi, urutan akord ini bisa menjadi C-F-G-C, C-F-G7-C, atau C-F-G-G7-C.

Tonika-subdominan-tonika-dominan-tonika

Progresi akord ini adalah perluasan dari progresi akord terdahulu. Anda memainkan pada gitarmu urutan akord C-F-C-G-C. Kalau dominan ketujuh ditambahkan, Anda bisa memainkan urutan C-F-C-G7-C atau C-F-C-G-G7-C.

Dominan ketujuh-dominan-tonika?

Dalam memainkan akord dominan dari progresi tadi dan sebelumnya, akord dominan manakah yang mendahului yang mana? Akord dominan (G) mendahului dominan ketujuh (G7).

Alasannya? Kedua-duanya tidak tenang dan ingin mencari ketenangan nada pada akord C. Triad C berisi urutan not do-mi-sol. Kalau akord G7 tidak dipakai tapi hanya akord dominannya (G), maka Anda bisa beralih secara langsung ke C sebagai akord di akhir lagu. Kedua akord ini punya not sol (G) sebagai not penghubung: sol dari sol-si-re (G) dan sol dari do-mi-sol (C). (Nada penghubung akord akan dibicarakan pada kesempatan lain.) Akord dominan G7 punya urutan not sol-si-re-fa. Ia, seperti G, punya not sol yang ada juga pada akord C. Tapi kelebihan G7 adalah not fa yang tegang yang ingin beralih ke not mi dari akord C. Dengan demikian, urutan akord G7-G-C di akhir suatu lagu adalah keliru.

Progresi dominantujuhdominantonika

Dominan-subdominan-tonika?

Apakah progresi akord dominan-subdominan-tonika betul? Konkritnya, apakah urutan akord G (G7)-F-C betul? Tidak betul.

Mengapa salah? Semua nada dalam akord dominan - sol-si-re (G) atau sol-si-re-fa (G7) - menuju ke tonika: do-mi-sol (C). Mengakhiri lagu dengan akord tonika yang didahului akord dominan cukup dengan satu not do dari tonika sebagai nada bas yang tenang. Tapi mengakhiri lagu dari dominan ke tonika lewat subdominan (F) mubazir. Baik akord subdominan (fa-la-do) maupun tonika (do-mi-sol) punya not do. Mengulangi dua not tonika di akhir lagu dirasa tidak perlu. Jadi, progresi akord dominan-subdominan-tonika (G atau G7-F-C) menyalahi aturan progresi akord yang betul.

Progresi akord tadi bisa dibetulkan melalui dua kemungkinan urutan. Pertama, urutan dominan-subdominan-dominan-tonika (G-F-G-C). Kedua, dominan-tonika-subdominan-dominan-tonika (G-C-F-G atau G7-C). Salah satu urutan ini betul.

Progresi dominansubdominantonika

Tapi progresi akord dominan-subdominan-tonika dibolehkan dalam kasus khusus. Ia sering dibolehkan untuk mengakhiri suatu lagu. Suatu penyempitan dari progresi ini, subdominan-tonika, muncul dalam nyanyian "Amin" dalam ibadah Kristen.

Dominansubdominantonikaakhir

Notasi Ritmik

Untuk melatih pemakaian akord subdominan dalam berbagai progresi tadi, Anda akan mempelajari suatu pola iringan yang baru pada gitarmu. Anda diperkenalkan pada kebalikan down-strum, yaitu, up-strum, membunyikan senar gitar secara serempak dari senar paling kecil ke senar paling besar. Notasi ritmiknya demikian:

Notasi ritmik3

Mainkanlah birama pertama berkali-kali sampai Anda menguasainya lalu akhirilah dengan satu pukulan down-strum pada birama kedua. Caranya? Mainkanlah down-strum sesuai ketukan lagu untuk ketiga ketukan pertama birama pertama. Ketukan keempat yang tadinya bernilai seperempat sekarang dipecah menjadi dua bagian. Separuh ketukan Anda masih mainkan sebagai down-strum pada angka empat, tapi paruhan berikut Anda mainkan dengan teknik up-strum. Meskipun ketukan keempat birama pertama terdiri dari dua bagian notasi ritmik, ketukan dasarnya satu dan membentuk ketukan dasar keempat dalam birama itu.

Untuk melatih birama pertama, tetapkanlah temponya yang memudahkan Anda melatih pola pukulan gitarmu. Sambil mengetuk sesuatu yang berbunyi jelas dengan suatu ujung jarimu mengikuti tempo yang sudah Anda tetapkan, hitunglah dalam bahasa Inggris: one-two-three-four and. Percepatlah ucapan four and begitu rupa sehingga ucapan itu selesai dalam satu ketukan, yaitu ketukan keempat birama pertama.

Kalau perasaan ritmik dari menghitung ketukan keempat dengan ucapan tadi sudah beres, ulangi hitunganmu untuk birama pertama beberapa kali. Ini untuk mempermudah teknik memukul gitarmu nanti.

Sudah mantap? Sekarang, berlatihlah untuk menguasai pola irama baru ini melalui notasi ritmik tadi. Ulangilah birama pertama beberapa kali lalu akhirilah dengan satu pukulan pada birama kedua. Kalau sulit, pakailah siasat yang sudah dijelaskan: mulailah dengan tempo yang lambat lalu berangsur-angsur naikkanlah tempo itu sampai mencapai tempo yang agak cepat.

LATIHAN 1

Pakailah notasi ritmik tadi untuk memainkan progresi akord dari suatu lagu anak-anak dalam bahasa Inggris: Twinkle, Twinkle Little Star. Notasi ritmik lengkap lagu anak-anak ini, demikian:

Twinkle twinkle

Berikut nanyiannya yang saya indonesiakan menjadi Bintang Cilik Berkelip. Iringilah nyanyiannya sambil menyanyikannya dengan memakai tempo sedang.

Bintang cilik berkelip

LATIHAN 2

Dua frasa melodik berikut sama tapi memakai progresi akord yang berbeda. Satu di antaranya memakai progresi akord yang keliru. Mana yang keliru: yang pertama atau yang kedua? Jawaban yang betul ada di akhir bab ini.

Frasa melodik 1-2

LATIHAN 3

Penggalan melodik berikut memakai tangganada diatonik mayor C. Pelajarilah frasa ini lalu isilah akord yang betul pada garis-garis yang tersedia di atasnya. Jawaban yang betul diberikan di akhir bab ini.

Frasa melodik 3

LATIHAN 4

Sesudah menetapkan progresi akord yang betul, mainkanlah penggalan melodik tadi pada gitarmu. Pakailah notasi ritmik di atas untuk mengiringi frasa ini.

LATIHAN 5

Mainkanlah lagumu sendiri yang Anda ciptakan secara spontan - sambil bermain gitar - atau secara disengaja - dirancang lebih dahulu. Pakailah jenis birama 4/4 dan salah satu dari progresi akord berikut:

  • C-F-G-G7-C
  • C-F-C-G-G7-C atau
  • C-G-F-G-C-G7-C

Jumlah ketukan setiap akord dari setiap progresi akord demikian:

  • Progresi akord pertama: C 4 ketukan, F 4 ketukan, G dan G7 masing-masing 2 ketukan, dan C terakhir 4 ketukan tapi dibunyikan sekali saja pada gitarmu.
  • Progresi akord kedua: Setiap akord dimainkan selama 4 ketukan tapi akord terakhir dibunyikan sekali saja.
  • Progresi akord ketiga: Jumlah ketukan per akord terserah Anda. Tapi pastikanlah Anda mencapai jumlah total yang genap, seperti empat belas, enam belas, delapan belas, dua puluh, dan seterusnya. Komposisi melodi pop modern menghendaki keseimbangan bentuk melalui jumlah ketukan yang genap. (Pokok ini akan dibicarakan pada kesempatan lain.)

LATIHAN 6

Ciptakanlah lagumu sendiri dan progresi akord yang melibatkan tonika, subdominan, dominan, dan dominan ketujuh dalam tangganada diatonik mayor C. Jenis birama: 4/4; tempo: sedang. Sekali lagi, pastikanlah bahwa jumlah total ketukan dalam lagumu genap.

Jawaban yang Betul

LATIHAN 2:Frasa melodik kedua. Lihat penjelasannya pada alinea yang relevan.

LATIHAN 3: C (birama 1), G (birama 2), F (birama 3), G (birama 4), F (birama 5), G (birama 6), F (dua ketukan pertama birama 7), G (ketukan ketiga birama 7), G7 (ketukan keempat birama 7), dan C (birama 8)

09 Juli 2008

7. Memainkan Empat Akord Pertama

Dari triad, Anda beranjak ke akord. Akord memang didasarkan pada triad tapi akord bisa punya lebih dari tiga not yang disusun dan dibunyikan secara vertikal, dari senar paling rendah sampai dengan senar paling tinggi, sejauh kedua-duanya dibolehkan untuk dimainkan.

Tiga akord pertama yang akan Anda mainkan merupakan sokoguru, pilar utama, bangunan harmonik musik Barat. Dalam tangganada diatonik mayor C, ketiga akord utama itu adalah C, F, dan G. Akord lain yang merupakan perluasan dari G dan akan Anda pelajari juga adalah G7. Akord-akord dasar yang lain – Dm, Em, Am, dan Bdim – adalah akord-akord pembantu ketiga akord utama tadii.

Untuk pelajaran progresi akord, not paling bawah dan sekaligus paling rendah setiap akord utama tadi adalah not bas. Not ini penting karena menentukan karakter akord. Not bas dari C, F, dan G masing-masing adalah do, fa, dan sol. Ketiga-tiganya adalah akord-akord mayor. Akord C dan not basnya kedengaran tenang, stabil, dan bulat. Not fa sebagai not bas akord F mengakibatkan akord ini kedengaran tidak tenang dan ingin mencapai ketenangan. Caranya? Dengan bergerak kembali ke C. Akord C ini bisa Anda bayangkan sebagai not pelabuhan, tempat Anda istirahat, berteduh sesudah suatu perjalanan akordal yang tidak menenangkan telinga musikalmu. Mirip akord F tapi sedikit lebih menegangkan dari akord ini adalah akord G dengan sol sebagai not basnya. Seperti F, akord G pun ingin mencapai ketenangan pada akord C sebagai pelabuhan harmoniknya. Not bas yang melandasi ketiga akord utama dalam ilmu harmoni Barat ini memberi warna khusus pada ketiga-tiganya.

Perhatikan susunan not akord C berikut:

Akord utama ini dibentuk oleh lima urutan not, dengan C pada senar kelima fret ketiga sebagai nada basnya. Nada ini diulangi setinggi satu oktaf – tidak sebagai nada bas tapi nada yang menguatkan nada bas – pada senar kedua fret pertama. Not mi (E) pun diulangi sekali. Angka 1 menunjukkan jari telunjuk, angka 2 jari tengah, dan angka 3 jari manismu.Tekanlah ujung jarimu yang ada bagian dagingnya dengan tegas, pada posisi lurus, dan dekat pada fret di kanan agar bunyi akord yang Anda mainkan kedengaran jelas, bersih, tidak pecah.

Akord utama berikut adalah F. Perhatikanlah susunan not pada diagram akordnya.







Palangkanlah bagian ujung jari telunjukmu pada kedua senar pertama. Bagi pemula, ini membutuhkan grip yang kokoh dan bisa membutuhkan latihan berkali-kali agar bunyi yang dihasilkan jelas dan bersih. Ibu jari di belakang papan fret yang ditekan dan pergelangan tangan kirimu yang digeser sedikit ke atas bawah bisa menolong memperkuat gripmu. Lalu, tempatkanlah jari kedua dan ketiga sesuai petunjuk pada diagram akord F.

Akord G boleh dikatakan adalah akord F yang dinaikkan tiga fret. Posisi jarimu sama tapi sekarang mulai pada fret ketiga papan fret gitarmu.

Singkatan 3 fr. berarti the 3rd fret, suatu istilah bahasa Inggris yang berarti fret ke-3. Latihlah gripmu sampai Anda menghasilkan bunyi yang bersih; setiap senar yang dimainkan kedengaran jelas dan selaras.


Nanti kalau Anda sudah mahir dengan grip akord F dan G model ini, Anda akan diperkenalkan dalam suatu pelajaran mendatang tentang grip akord F dan G lengkap karena memakai keenam senar gitarmu. Untuk sementara dan demi kemudahan iringanmu pada tahap awal, model grip tadi memadai.

Ada lagi suatu model grip akord G yang bisa Anda pakai sebagai variasi. Modelnya seperti berikut:

Tidak sulit untuk menguasainya.


Menguasai ketiga akord utama tadi melalui latihanmu adalah suatu awal yang baik. Tapi suatu akord baru bermakna dalam iringanmu kalau ia dimainkan dalam hubungan dengan akord lain yang mengikuti dan mendahuluinya berdasarkan aturan tertentu. Tanpa hubungan macam ini, suatu akord tunggal bisa berarti apa saja, bahkan tanpa makna. Karena itu, ketiga akord utama tadi bermakna ketika Anda memainkannnya menurut urutan-urutan tertentu.

Sebelum urutan itu Anda latih tahap demi tahap, latihlah lebih dahulu ketiga akord tadi dengan memakai suatu teknik notasi khusus untuk irama gitar yang disebut notasi ritmik. Kecuali untuk not terakhir, notasi ini memakai empat pukulan yang sama dengan empat ketukan dalam satu birama, semuanya memakai teknik iringan gitar yang sudah disinggung pada suatu pelajaran sebelumnya: down-strum. Not pada birama terakhir dihitung selama empat ketukan tapi dimainkan sekali saja pada gitarmu.

Selanjutnya, notasi ritmik ini diawali dan diakhiri garis ganda bertitik dua. Dua garis ganda bertitik dua yang mengapit satu birama atau lebih berarti Anda harus mengulangi latihan iringanmu – dan tentu nyanyian atau lagu yang memakai tanda ulang ini – sekali lagi.

Anda bisa melakukan latihan lebih dari dua kali kalau Anda belum menguasai grip akord dan ketukan dengan baik. Sebagai pemula, Anda lebih mudah mernguasai suatu latihan bermain gitar kalau tempo lagu diperlambat. Nanti sesudah mahir, Anda bisa menaikkan temponya sesuai kemahiranmu.Model akord G pada birama keempat bisa Anda variasikan dengan model akord G yang lain.

Akord Tonika, Dominan, dan Subdominan

Setiap tangganada diatonik mayor dalam ilmu musik Barat punya suatu nada pusat. Nada itu menjadi semacam pelabuhan yang tenang, tempat kapal musikal mulai berlayar mengarungi laut musikal yang tenang, agak tidak tenang, tidak tenang tapi selalu kembali ke pelabuhan asalnya yang tenang. Nada pusat yang dibayangkan sebagai pelabuhan pusat itu disebut tonika – beda artinya dengan Tonikum, sejenis minuman untuk kesehatan. Dalam tangganada mayor, tonika lazimnya adalah not pertama (dan perulangannya pada satu oktaf) dari suatu tangganada.

Dalam tangganada diatonik mayor C, not do atau C adalah tonika. Akord yang dibentuk berdasarkan tonika disebut akord tonika: akord C mayor. Not-not lain yang bisa menggantikan not do atau C sebagai tonika adalah mi (E) dan sol (G). Dengan demikian, suatu lagu bisa dimulai dengan C, E atau G lalu berakhir dengan salah satu dari ketiga not ini: C, E, atau G. Nada dasar adalah istilah lain untuk tonika.

Tonika bersifat tenang, stabil, dan bulat. Karena sifatnya, ia dipakai untuk menutup sebagian atau suatu lagu mayor. Akord tonika yang berkembang dari not ini, karena itu, dipakai untuk menutup lagu.

Soko guru kedua dari konstruksi harmonik Barat disebut akord dominan. Dalam tangganada mayor C, not paling bawah akord ini adalah not kelima dari not pertama, yaitu not sol (G). Akord G yang dikembangkan dari not ini disebut akord dominan.

Akord dominan bersifat tidak tenang. Ketegangan bunyi musikal yang ditimbulkan kombinasi notnya menghendaki ketenangan. Ketenangan itu diperoleh kalau akord dominan kembali ke akord tonika.

Soko guru ketiga dari ilmu harmoni Barat disebut akord subdominan, secara harfiah berarti akord yang berada “di bawah dominan”. Dalam tangganada diatonik mayor C, ia adalah not keempat, yaitu fa (F), dihitung dari not pertama tangganada ini. Karena itu, ia memang dibayangkan sebagai berada di bawah not dominan. Dengan kata lain, not subdominan mendahului not dominan.

Seperti akord dominan, akord subdominan pun bersifat tegang meski tidak setegang akord dominan. Akord subdominan karena itu ingin kembali ke akord tonika supaya bisa mencapai ketenangannya di sana. Akord subdominan dipakai sebagai variasi terhadap akord tonika dan mendahului akord dominan.

Balikan-Balikan

Gitar yang Anda mainkan untuk mengiringi irama lagu disebut gitar irama, gitar ritme, gitar iringan, atau rhythm guitar dalam bahasa Inggris. Dibanding dengan gitar melodi (lead guitar), gitar irama kurang banyak menjelajahi balikan-balikan akord. Biasanya yang dihasilkan gitar iringan adalah semacam rangkaian blok akord: urutan not yang membentuk akordnya sudah tetap.

Tapi ketika Anda menyanyi, memainkan lagu secara instrumental, atau mencipta lagu, Anda terlibat dalam atau melibatkan akord-akord dasar dan balikan-balikannya. Balikan-balikan sebagai akibatnya muncul dalam melodi. Sebagai pemula, Anda, karena itu, perlu memahami lebih jauh balikan-balikan dari not-not dasar.

Berikut balikan pertama dan kedua dari ketiga akord utama kita: C, F, dan G. Yang dipakai untuk balikan-balikan adalah triad ketiga akord ini.





Anda perhatikan bahwa model grip akord tetap sama meskipun susunan notnya mengalami balikan-balikan. Susunan not dasar setiap akord utama tadi dan balikan-balikannya akan Anda pakai untuk menciptakan lagumu sambil mengiringinya dengan berbagai kombinasi ketiga akord tadi.

Contoh berikut adalah uraian not-not setiap akord utama tadi dan balikan-balikannya menjadi suatu rangkaian melodi. Karena not yang dipakai berasal akord yang berlaku, maka melodi yang diciptakan bersifat akordal, disingkat melodi akordal.

Untuk melatih melodi akordal ini, pakailah pukulan down-strum untuk setiap ketukan dalam lagu ini. Pakailah hanya satu pukulan gitar untuk not terakhir lagu ini. Sambil memainkan gitarmu, deham, siul, atau bunyikanlah melodinya. Anda bisa mengulangi latihanmu sampai menguasai akord dan lagunya dan terutama membentuk rasa akordal atau rasa harmonik yang tepat untuk melodi yang Anda iringi.


LATIHAN 1

Suarakan atau bunyikanlah rangkaian not akordal dalam lagu berikut. Kemudian, tentukanlah akord utama manakah yang cocok untuk suatu rangkaian not. Apakah itu C, F, atau G? Tuliskanlah lambang akordnya di atas garis yang tersedia. Akhirnya, suarakan atau bunyikanlah seluruh melodi sambil mengiringinya dengan gitarmu. Pakailah pukulan down-strum yang sama. Jawaban yang betul diberikan di akhir pelajaran ini.


Kalau saya ingin membuat laguku sendiri, bolehkahsaya memakai urutan apa saja dari ketiga akord utama tadi? Anda bertanya. Tidak. Ada aturan baku yang harus Anda patuhi. Dalam tangganada diatonik mayor C, dua urutan yang lazim dari ketiga akord utama ini demikian:

· Tonika-Subdominan-Dominan-Tonika: C-F-G-C
· Tonika-Subdominan-Tonika-Dominan-Tonika: C-F-C-G-C

Dua urutan akordal yanhg lazim ini bisa diperkuat dengan suatu akord dominan yang akan dibicarakan lebih jauh. Itulah akord dominan ketujuh: G7, suatu perluasan akord G. Kalau G7 ditambahkan, urutan tadi bisa menjadi demikian:

· Tonika-Subdominan-Dominan Ketujuh-Tonika: C-F- G-G7-C
· Tonika-Subdominan-Tonika-Dominan-Dominan Ketujuh-Tonika: C-F-C-G-G7-C

LATIHAN 2

Pakailah salah satu atau kombinasi kedua urutan lazim tadi – tanpa G7 – untuk menciptakan melodi akordalmu yang pertama sambil mengiringinya. Ciptaanmu boleh secara spontan atau sengaja – dirancang lebih dahulu.

Akord dominan ketujuh

Not bas triad G adalah sol. Kalau Anda menambahkan not ketujuh dihitung secara bertangga dan dalam posisi naik dari not bas triad G, Anda menemukan not F (fa): sol-la-si-do-re-mi-fa. Susunan akord G7 menjadi G-B-D-F atau sol-si-re-fa. Karena memakai F atau fa sebagai not ketujuh dan sekaligus not paling tinggi dalam akord ini, akord G7 disebut akord dominan ketujuh – dalam tangganada diatonik mayor C.

Dibanding akord dominan dalam tangganada yang sama, akord G7 menghasilkan efek bunyi musikal yang lebih menegangkan, tajam, sangat tidak menenangkan telinga musikalmu. Ia karena itu perlu ketenangan dengan kembali kepada akord tonika, yaitu C. Akord G7 biasanya dipakai di akhir suatu lagu, pada birama yang berisi not dominan seperti sol, si, re, atau fa sebelum birama terakhir yang memakai akord tonika. Tapi ia juga dipakai di bagian-bagian lain dari melodi tertentu.

Diagram akord G7 demikian:


Dengan memakai pukulan down-strum, berlatihlah sampai Anda menghasilkan bunyi G7 yang bersih. Kemudian, cobalah gabungkan dengan ketiga akord utama sebelumnya dengan memakai berbagai urutan, semisal C-F-C-G-G7-C.

Tiga contoh penggalan melodik mermperjelas pemakaian akord G7 dalam tangganada diatonik mayor C dekat akhir suatu lagu dan juga pada bagian tertentu dalam suatu lagu lain. Penggalan pertama adalah bagian terakhir lagu nasional Satu Nusa Satu Bangsa, yaitu “kita bela bersama”. Akord dominan G dipakai untuk not re yang bersamaan bunyinya dengan suku kata “ber-” disusul akord dominan ketujuh G7 pada not si dan suku kata “sa-” dan berakhir dengan akord tonika C pada not do dan suku kata “-ma”. Ketika membunyikan urutan ketiga akord tadi, Anda akan mendengarkan urutan bunyi not sol-fa-mi.Penggalan kedua dari suatu versi nyanyian Amin untuk menutup suatu ibadah Kristen. Sekali lagi, Anda mendengarkan not fa yang berbarengan dengan akord G7 yang berakhir dengan not mi pada akord C. Penggalan melodik ketiga adalah bagian terakhir dari suatu lagu keroncong klasik tahun 1950-an berjudul Waarom Huilt Je Toch, Nona Manis?, suatu judul lagu dan syair yang menggabungkan bahasa Belanda, Inggris, dan Indonesia. Versi era ini dipopulerkan di antaranya oleh kelompok musikus kawaiian tenar asal Maluku, Rudy Wairata and His Mena Moeria Minstrels. Sekali lagi, penggalan melodik keroncong ini menunjukkan pemakaian akord G yang disusul G7 di akhir suatu kalimat melodik sebelum akord C dipakai.

Progresi akord C-G-C, C-G7-C, C-G-G7-C, C-G-C-G7-C, atau bahkan G-C-G7-C sering muncul dalam iringan berbagai nyanyian, seperti nyanyian rakyat. Anda bahkan bisa menciptakan lagumu sendiri dengan memakai salah satu dari pola progresi akord yang pada dasarnya mengandalkan urutan tonika-dominan-tonika atau dominan-tonika.

Notasi Ritmik

Iringan gitarmu yang sejauh ini memakai pukulan down-strum mengikuti empat ketukan per birama sekarang dikembangkan sedikit dengan menambahkan sepasang not yang masing-masing bernilai seperempat. Tapi pukulan gitarmu masih tetap down-strum. Di Indonesia, pola iringan ini bisa didengar pada pukulan ukulele dan gitar enam senar musik hawaiian, seperti yang dimainkan di Maluku.

Notasi ritmiknya demikian:

LATIHAN 3

Mainkanlah notasi ritmik ini dengan memakai akord C pada gitarmu empat kali berturut-turut. Lalu, akhirilah dengan satu pukulan akord yang sama pada birama terakhir. Kalau belum mantap, ulangilah latihanmu sampai Anda menguasai grip akord dan pukulan gitarmu.

Untuk latihan ini dan latihan-latihan lain yang menyusul, pola ritme yang Anda bunyikan secara down-strum dicontohkan hanya pada birama pertama. Tanda pukulan ke bawah atau ke atas ditambahkan kalau ada perubahan pada lagu yang Anda iringi sambil nyanyikan.

Kalau notasi ritmik tadi sudah Anda kuasai, Anda sudah siap untuk mengiringi suatu lagu ciptaan saya. Ada tiga tahap latihan untuk menguasai lagu ini. Pertama, berlatihlah untuk menguasai pola pukulan gitar berdasarkan notasi ritmik yang diberikan. Sesudah itu, pelajarilah dan nyanyikanlah lagu ciptaan saya. Akhirnya, nyanyikanlah sambil memakai notasi ritmik yang sudah Anda kuasai untuk mengiringi lagu ini.

Kalau Anda kesulitan menyanyikan dan mengiringinya karena temponya (MM=80) cepat, mulailah dulu dengan tempo yang lambat, kurang dari 80 ketukan per menit. Tempo yang lambat mempermudah penguasaan latihanmu. Sesudah itu, naikkanlah secara bertahap tempomu sampai mencapai MM=80. Tip ini berlaku juga untuk lagu-lagu lain yang akan Anda pelajari.

Kalau ada bagian yang sulit dari lagu yang Anda pelajari, ulangilah latihanmu pada bagian itu saja sampai Anda menguasainya dengan betul. Ini demi menghemat waktu dan tenagamu sendiri. Tidak bermanfaat mengulangi bagian yang sudah betul. Bukankah sesuatu yang betul atau benar tidak punya masalah? Nanti sesudah bagian yang sulit itu Anda kuasai, Anda boleh mengulangi seluruh lagu, kali ini tanpa kesalahan.

Berikut latihan pola ritmik dan lagunya:









LATIHAN 4

Berlatihlah sampai Anda menguasai progresi akord di atas. Kemudian, pakailah progresi akord itu untuk mengiringi lagu di bawahnya.

LATIHAN 5

Sekarang, giliranmu untuk membuat progresi akord tonika-dominan-tonika dan lagumu lalu mengiringinya. Sekali lagi, ciptakanlah lagumu secara spontan atau sengaja. Pilihlah dari beberapa kemungkinan progresi akord tonika-dominan-tonika berikut: C-G-C-G7-C, C-G-G7-C, atau G-C-G7-C. Anda bisa menggandakan salah satu contoh ini, seperti C-G-G7-C-C-G-G7-C atau kombinasi beberapa contoh tadi. Pastikanlah bahwa akord menjelang akhir lagu Anda adalah G7 yang diikuti C. Selamat berlatih!

LATIHAN 1: Jawaban yang betul

Dari birama pertama sampai dengan birama terakhir, urutan akordnya demikian: C, F, G, C, C, F, C, G, C

01 Juli 2008

6. Triad

Suatu triad adalah suatu akord tiga not yang terdiri dari suatu not khusus ditambah not ketiga dan kelima di atasnya. Not khusus ini bisa dimulai dari not apa saja dalam suatu jenis tangganada. Dalam tangganada diatonik mayor C, not khusus itu bisa C (do), D (re), E (mi), F (fa), G (sol), A (la), dan B (si). Bertolak dari not khusus ini, setiap triad dibentuk oleh dua macam interval ketiga yang ditumpuk satu di atas yang lainnya. Kalau C kita pakai sebagai suatu not khusus, maka triad C dibentuk dari interval ketiga C-E dan interval ketiga E-G menjadi C-E-G. Dengan aturan dasar yang sama, Anda bisa membentuk triad lainnya berdasarkan not khusus lain: D-F-A, E-G-B, F-A-C, G-B-D, A-C-E, dan B-D-F.

Jenis-jenis triad ini membentuk akord-akord dasar. Kebanyakan akord dasar dibentuk oleh triad. Dalam aransemen suatu lagu, triad membentuk suatu trio, suatu nyanyian dari tiga suara, seperti sopran, alto, dan tenor.

Lebih Kecil dari Triad

Sebenarnya, ada susunan not yang secara melodik dan harmonik lebih kecil dari triad: interval melodik dan interval harmonik. Interval melodik dibentuk oleh dua not yang saling berurutan; interval melodik adalah satuan paling kecil dari melodi. Pasangan not seperti do-do, do-re, mi-sol, la-fa, sol-do, si-re, dan mi-la yang saling berurutan adalah beberapa contoh interval melodik. Interval harmonik adalah dua not yang dibunyikan secara serentak; interval harmonik adalah satuan paling kecil dari harmoni. Nyanyian duet atau petikan gitar melodi yang menghasilkan duet adalah dua contoh dari interval harmonik. Biasanya, interval ketiga yang dipakai untuk membentuk duet. Di samping itu, ada interval kedua, keempat, kelima, dan keenam yang dipakai juga untuk membentuk duet.

Cara Membentuk Triad

Fokus kita selanjutnya pada triad. Memahami cara membentuk triad adalah langkah pertama ke arah pemahaman tentang cara membentuk akord yang lebih rumit. Ia juga adalah langkah pertama ke arah pemahaman tentang progresi yang diciptakan ketika akord-akord diurutkan.

Not dasar, ketiga, dan kelima

Not pertama dari suatu triad, yang sekaligus menetapkan namanya, disebut not dasar atau root dalam bahasa Inggris. Not dasar adalah not fundamental; ia punya hubungan yang sama pada suatu triad seperti suatu not pertama – disebut tonika – punya hubungan dengan suatu tangganada. Di samping not dasar, suatu triad berisi suatu not yang membentuk interval ketiga di atasnya; ia disebut not ketiga atau third dalam bahasa Inggris. Suatu interval kelima yang dibentuk dari not dasar disebut not kelima atau fifth dalam bahasa Inggris.

Triad C dalam kunci trebel dan bas akan memperjelas ketiga macam triad tadi.


Triad mayor dan minor

Selanjutnya, ada dua macam triad yang sangat lazim: triad mayor dan triad minor. Apa persamaan dan perbedaannya? Kedua-duanya dibentuk oleh not dasar, not ketiga, dan not kelima, tapi kedua-duanya berbeda dalam kualitas atau sifat intervalnya. Interval pertama yang dibentuk oleh not dasar dan not ketiga dari suatu triad mayor menghasilkan suatu interval ketiga mayor: ada lima setengahnada dalam interval ini. Interval pertama yang dibentuk oleh not dasar dan not ketiga dari suatu triad minor menghasilkan suatu interval ketiga minor: ada empat setengahnada dalam interval ini. Tapi not dasar kedua jenis triad membentuk interval kelima murni, seperti do-sol.

Peta akord

Peta akord (chord charts) adalah suatu cara lazim untuk menandakan triad mayor dan minor. Tanda itu berbentuk nama huruf untuk triad mayor dan minor. Triad mayor dalam tangganada diatonik mayor C, misalnya, ditandai sebagai C: suatu lambang untuk C mayor. Triad minor dalam tangganada yang sama ditandai sebagai Cmin, Cmi, Cm, atau C-.

Susunan not untuk kedua jenis triad ini dan lambang akordnya – dalam kunci trebel dan bas – demikian:















Dalam suatu peta akord, notasi ini tampak demikian:



Setiap garis miring dalam peta akord ini menandakan satu ketukan. Dalam jenis birama 4/4, akord C dan Cm masing-masing mendapat dua ketukan.


Tujuh triad

Agar Anda memahami triad lebih baik, pelajarilah ketujuh triad berikut dalam tangganada diatonik mayor C. Ini suatu penyempitan dari akord yang biasanya disusun dari empat not atau lebih. Kalau Anda lupa atau kurang ingat apa itu interval mayor (besar), minor (kecil), murni (perfect), lebih (augmented), atau kurang (diminished), segarkanlah ingatanmu dengan mempelajari kembali kualitas atau sifat-sifat interval dalam Pelajaran 3.

Suatu tambahan tentang ciri interval murni keempat dan kelima. Sudah dijelaskan bahwa interval murni keempat dan kelima tidak bisa menjadi besar atau kecil dan sebaliknya. Tapi kedua-duanya bisa menjadi kurang atau lebih.

Bagaimana dengan lambang akord Fm dan Gm yang lumrah dalam musik pop? Sesuai aturan, interval keempat dan kelima murni tidak bisa dikurangi menjadi minor. Tapi interval keempat murni F dan kelima murni G malah punya bentuk minor. Mengapa begitu?

Kedua-duanya bukan bagian dari tangganada mayor C tapi dipinjam dari tangganada lain dan dipakai dalam tangganada ini. Fm ada, misalnya, dalam tangganada diatonik mayor Ab sebagai triad keenam dalam tangganada ini. Sementara itu, Gm ada, misalnya, sebagai triad kedua dalam tangganada diatonik mayor F. Ketika dipinjam dan dipakai dalam tangganada mayor C, akord Fm dan Gm memberi sifat-sifat tertentu, seperti sifat sedih, pada suatu lagu. (Pokok tentang peminjaman triad atau akord dari luar suatu tangganada akan dibicarakan pada pelajaran lain.)




Anda memerhatikan bahwa dalam tangganada diatonik mayor C ada tiga triad mayor (C,F,G); tiga triad minor (Dm, Em, Am); dan satu triad (diminished Bo). Setiap triad bisa diperbesar atau diperkecil.

Triad mayor C bisa diperluas dengan menaikkan not kelima (dihitung dari not dasar) setinggi setengahnada menjadi triad lebih, diperkecil dengan menurunkan not ketiganya serendah setengahnada menjadi triad minor, atau diperkecil lagi dengan menurunkan not ketiganya serendah setengahnada juga menjadi triad kurang. Triad C lebih dilambangkan pada peta akord sebagai Caugm atau C+; salah lambang untuk triad minor C adalah Cm; dan salah satu lambang untuk triad C kurang adalah Co. Not kelima triad F dan G bisa diperbesar setinggi setengahnada menjadi triad lebih (F+ dan G+); sebaliknya, not kedua setiap triad ini bisa dperkecil serendah setengahnada menjadi triad kurang (Fdim dan Gdim).

Not ketiga triad minor Dm, Em, dan Am yang dinaikkan setengahnada memperluas setiap triad menjadi mayor: D, E, A. Ketiga triad mayor ini sebenarnya tergolong pada tangganada mayor yang lain, yaitu D, E, dan A dan juga pada tangganada lain seperti G dan A. (Pokok ini akan dibicarakan kemudian.) Kalau not kelima ketiga triad minor ini Anda turunkan setengahnada, Anda menghasilkan tiga triad kurang: Ddim, Edim, dan Adim.

Triad Bo bisa Anda perbesar dua kali. Pertama, naikkanlah not kelima triad ini setinggi setengahnada dan Anda mendapatkan triad minor: Bm. Kedua, naikkanlah not ketiga triad minor setinggi setengahnada juga dan Anda mendapatkan triad B mayor yang disederhanakan menjadi B. Untuk kembali ke Bdim, turunkanlah B mayor dua kali: mula-mula ke Bm lalu ke Bdim.

LATIHAN 1

Cetaklah latihan ini agar Anda mudah mengerjakannya. Tuliskanlah lambang akord yang betul dari setiap triad berikut pada garis yang tersedia di bawahnya. Sebagai suatu contoh penjelasan, lambang akord untuk triad pertama adalah C+. Jawaban untuk latihan ini tersedia di akhir pelajaran ini.


LATIHAN 2

Cetaklah latihan ini agar Anda mudah mengerjakannya. Tambahkanlah secara betul not ketiga dan kelima untuk not dasar yang diberikan. Lambang akord untuk triad yang akan Anda susun diberikan di bawah not dasar. Latihan ini berdasarkan tangganada diatonik mayor C.

Sebagai contoh jawaban yang betul, Edim dibentuk oleh susunan not E-G-Bb. Kemudian, Gm disusun dari triad G-Bb-D. Jawaban betul selebihnya diberikan di akhir pelajaran ini.








Jawaban yang Betul

LATIHAN 1

Dari kiri ke kanan untuk
paranada 1: C+, Cdim, D, Do
paranada 2: E, Fm, F#dim, G
paranada 3: A, Bm, B

Kecuali untuk C+, setiap jawaban yang betul diberi nilai 1.

LATIHAN 2
Susunan not yang betul dari triad di luar Edim dan Gm demikian: Ddim: D-F-Gb; Cmin: C-Eb-G; F#dim: F#-A-C; Ami: A-C-E; Bm: B-D-F#; A: A-C#-E; Ebo: Eb-Gb-Bbb; F+: F-A-C#; Ab: Ab-C-Eb; dan Gaugm: G-B-D#

Setiap jawaban yang betul diberi nilai 1.

Skor
10: sempurna
9: bagus sekali
8: bagus
7: cukup
6: agak cukup
5: kurang