10 September 2008

14. Iringan Lagu Harmonik dan Non-harmonik

Sesudah Anda memahami nada-nada non-harmonik dan harmonik, Anda sekarang lebih mudah menetapkan akord-akord dan progresi akord melodi yang memakai kedua macam nada ini. Untuk lebih memantapkan pemahamanmu tentang nada-nada non-harmonik, saya akan menguraikan lagu Gara-Gara Janda Muda dalam bab yang lalu dari sisi lain.

Dalam uraian kali ini, saya mula-mula akan sengaja mengeluarkan semua nada non-harmonik di dalamnya dan mempertahankan nada-nada harmoniknya, yaitu, nada-nada yang ada dalam akord yang dipakai. Kemudian, saya akan mengembalikan nada-nada non-harmoniknya. Dengan cara "bongkar-pasang" demikian, Anda akan memahami nada-nada non-harmonik dengan lebih jelas.

Janda muda harmonik

Sekarang, Anda bisa melihat dengan jelas bahwa setiap nada yang dipakai adalah nada-nada harmonik, nada-nada akord. Melodinya kelihatan sederhana, agak kaku, dan sedikit sekali variasinya.

Untuk membuat melodinya berkembang (lentur, hidup dan bervariasi), saya memasukkan kembali not-not non-harmonik disertai kata-kata lagunya. Anda akan merasakan gerak melodik yang lebih lentur, hidup, dan bervariasi karena melodi sekarang berisi campuran nada-nada harmonik dan non-harmonik. Tapi akord dan progresinya tetap.

Janda muda harmonik non-harmonik

Anda pun bisa memakai metode sederhana tadi untuk memahami nada-nada harmonik dan non-harmonik suatu lagu. Mula-mula, temukanlah nada-nada harmonik atau nada-nada akord lagu itu. Kemudian, keluarkanlah nada-nada non-harmoniknya untuk sementara waktu. Sesudah melodi berdasarkan nada-nada harmonik Anda pahami dengan betul, masukkanlah kembali nada-nada non-harmonik. Lalu, tetapkanlah nada-nada non-harmonik yang dipakai: apakah nada-nada itu tergolong pada nada samping, nada tetangga, atau nada yang ditangguhkan. Metode sederhana ini bisa mempermudah Anda menetapkan akord-akord dan progresi akord yang sesuai dengan melodi.

All Shook Up

Penjelasan tentang nada-nada harmonik dan non-harmonik belum selesai kalau kita tidak melihatnya "bekerja" dalam lagu-lagu sesungguhnya. Untuk itu, saya memilih All Shook Up, suatu lagu rock and roll ciptaan Otis Blackwell dan Elvis Presley (1957). Lagu ini dinyanyikan Elvis dan menjadi suatu hit dunia, termasuk di Papua zaman Belanda. Notasi lengkap bagian awal lagu ini, kunci, dan akordnya demikian:

All shook up

Untuk sementara, kunci Bb dan akord yang dikendalikannya sekadar dikenal saja. Padanannya dengan kunci diatonik mayor C demikian:

Kunci C: C-F7-G7 (tonika-subdominan ke-7-dominan ke-7)

Kunci Bb: Bb-Eb7-F7 (tonika-subdominan ke-7-dominan ke-7)

Akord Eb7 atau subdominan ketujuh berisi not ri di dalamnya. Akord ini dipakai sebagai pengganti Eb (subdominan) dan bisa mendahului akord dominan ketujuh (F7).

Kalau Anda ingin memakai akord subdominan (Eb) yang berdekatan dengan akord subdominan ketujuh (Eb7), dahuluilah akord subdominan ketujuh dengan akord subdominan. SALAH: subdominan ke-7-subdominan (Eb7-Eb). BETUL: subdominan-subdominan ke-7 (Eb-Eb7).

Meskipun notasi All Shook Up memakai pasangan not seperdelapan, lagunya dinyanyikan dengan gaya swing atau shuffle. Dalam gaya ini, setiap pasangan not seakan-akan suatu triul pendek dengan not kedua ditahan sebagai ketukan. Hasilnya? Lagu dinyanyikan mirip lagu mars.

Dengarkanlah nyanyian Elvis dan iringannya dan Anda akan memahami apa itu irama swing/shuffle. Lagunya ada pada side bar blog ini.

Notasi berikut menjelaskan irama swing/shuffle:

Irama swing-shuffle

Paranada di atas menunjukkan notasi lagu. Tapi paranada di bawahnya menunjukkan caranya lagu dinyanyikan atau dimainkan. Setiap pasangan not pada paranada pertama yang masing-masing bernilai seperdelapan dipecah menjadi triul pendek. Not kedua setiap triul pendek dalam birama pertama tidak dibunyikan tapi ditahan sebagai ketukan. Birama kedua paranada bawah menunjukkan penyederhanaan penulisan bentuk triul pendek dalam birama pertama. Bentuk penulisan triul pendek dalam birama kedua itulah yang selalu ditempatkan di awal lagu - sesudah judulnya - didahului tanda sama dengan (=). Di kiri tanda sama dengan ini suatu pasangan not yang masing-masing bernilai seperdelapan ditempatkan.

Notasi swing-shuffle

Catatan: Mainkanlah setiap lagu yang memakai pasangan not yang masing-masing bernilai seperdelapan dengan irama swing/shuffle hanya kalau ada petunjuk ini atau petunjuk yang memakai kata-kata tentang irama ini. Janganlah memainkan lagu apa pun dengan pola notasi macam ini kalau tidak ada petunjuk tentang irama swing/shuffle. Lagu tanpa petunjuk ini harus Anda mainkan dengan cara lain, misalnya, dengan iringan gitar yang kedengaran "enteng" atau "ringan", tidak "diseret" karena memakai irama swing/shuffle yang tidak diminta penciptanya.

Selanjutnya, kata-kata atau suku kata apakah yang dipakai untuk nada-nada non-harmonik? Lirik lengkap All Shook Up akan memperjelas nada-nada non-harmonik yang dipakai di samping nada-nada akord. Kata atau suku kata yang dicetak dengan huruf tebal menandakan nada-nada non harmonik yang dipakai.

Dengarkanlah lagunya sambil memusatkan perhatianmu pada kata-kata atau suku kata yang dicetak dengan huruf tebal. Itulah tempat nada-nada non-harmonik dipakai. Progresi akord yang dipakai akan membantu Anda mengenal nada-nada non-harmonik itu.

All Shook Up

Bb

A-well-a bless my soul.

What's wrong with me?

I'm itching like a man on a fuzzy tree.

My friends say I'm actin; queer as a bug,

I'm in love!

I'm all shook up!

Eb7 F7 Bb Eb7 Bb

Mm, mm, oh, oh, yeah, yeah!

My hands are shaky

and my knees are weak.

I can't seem to stand on my own two feet.

Who do you thank when you have such luck?

I'm in love!

I'm all shook up!

Eb7 F7 Bb Eb7 Bb

Mm, mm, oh, oh, yeah, yeah!

Eb7

Please, don't ask what's on my mind.

Bb

I'm a little mixed up but I'm feelin' fine.

When I'm near that girl that I love best,

F7

My heart beats so it scares me to death!

Bb

She touched my hand,

What a chill I got.

Her kisses are like a volcano that's hot!

I'm proud to say she's my butter cup,

I'm in love!

I'm all shook up!

Eb7 F7 Bb Eb7 Bb

Mm, mm, oh, oh, yeah,yeah!

Eb7

My tongue gets tied when I try to speak.

Bb

My insides shake like a leaf on a tree.

There's only one cure for this soul of mine,

F7

that's to have the girl that I love so fine!

Bb

She touched my hand,

What a chill I got.

Her kisses are like a volcano that's hot!

I'm proud to say she's my butter cup,

I'm in love!/I

'm all shook up!

Eb7 F7 Bb Eb7 Bb

Mm, mm, oh, oh, yeah,yeah!

Eb7 F7 Bb

Mm, mm, mm, mm, yeah, yeah!

I'm all shook up!

Kadens

Suatu lagu atau nyanyian hidup karena bergerak. Geraknya berubah-ubah karena interaksi antara tonika, subdominan, dan dominan, ketiga pilar utama harmoni Barat.

Perubahan ini ibarat bandul yang mengayun terus dari suatu jam dinding. Bandul itu mulai dari tengah lalu anggap saja ia mengayun ke kiri. Ayunan ke kiri lalu balik ke tengah sebelum ia mengayun ke kanan. Sesudah di kanan, ia mengayun ke tengah dan memulai siklus ayunan yang baru.

Gerak melodi yang mulai ibarat bandul dari tengah bisa kita bayangkan sebagai berada pada posisi tonika. Ayunan bandul dari tengah ke kanan dan berhenti sebentar di situ kita bayangkan sebagai berada di posisi dominan. Akord dominan pada posisi ini tegang. Kalimat musik yang berakhir dengan akord dominan belum selesai, seakan-akan dihentikan sebentar oleh suatu koma atau titik koma dalam aturan menulis kalimat bahasa.

Ketegangan musikal yang ditimbulkan posisi dominan dikendorkan ketika bandul berayun dari kanan kembali ke tengah, ke posisi tonika. Timbullah ketenangan, kekendoran, kelegaan, seakan-akan kalimat yang memakai koma atau titik koma (posisi dominan) dilanjutkan dengan bagian kalimat lain yang berakhir dengan titik (posisi tonika).

Kiasan tentang gerak melodi sebagai bandul tadi menyiratkan apa yang dalam musik Barat diistilahkan sebagai kadens.Kedua macam ayunan tadi barulah dua dari lima kemungkinan mengakhiri suatu gerak melodi.

Jadi, apa itu "kadens"? Suatu kadens adalah suatu progresi dari biasanya dua akord yang memberi efek penutupan suatu "kalimat" dalam musik. Bandul yang berayun dari tengah ke kanan, dari posisi tonika ke dominan dan membentuk progresi akord tonika ke dominan disebut kadens setengah. Sebaliknya, bandul yang berayun dari kanan kembali ke tengah, dari posisi dominan ke tonika dan membentuk progresi akord dominan ke tonika disebut kadens otentik, kadens yang sejati.

Kedua jenis kadens ini (dan jenis-jenis lainnya) dibatasi pada tangganada mayor. Untuk bab ini, pembahasan kadens dibatasi juga pada kedua jenis kadens ini.

Contoh-contoh kadens setengah

Untuk jelasnya, beberapa contoh kadens setengah diberikan. Kadens-kadens ini ibarat kalimat dalam bahasa yang belum selesai karena berakhir dengan koma atau titik koma. Kadens-kadens ini berbentuk frasa-frasa melodik yang berisi nada-nada harmonik atau campuran nada-nada harmonik dan non-harmonik.

Kadens setengah janda muda

Akord tonika (G) yang memulai kalimat melodik sebanyak empat birama ini berakhir untuk sementara dengan akord dominan (D). Akord C/G termasuk pada rangkaian progresi dari akord tonika ke akord dominan. Pemakaian akord dominan menimbulkan suatu ketegangan; kalimat melodiknya mirip kalimat bahasa yang berakhir dengan koma atau titik koma, kalimat yang belum selesai.

Kadens setengah kami puji

Kalimat melodik yang terdiri dari empat birama ini memakai kadens setengah. Tapi progresi dari tonika ke dominan diselingi rangkaian akord tonika dengan dominan sebagai bas (G/D) dan dominan (D) pada birama kedua. Perhatikan kalimat syairnya; kalimat ini berakhir sementara dengan suatu titik koma.

Kadens setengah ibu pertiwi

Kalimat melodik yang terdiri dari empat birama ini membentuk suatu kadens setengah yang lain. Akord tonika (G) yang akan bergerak ke akord dominan (D) diselingi suatu akord subdominan (C). Frasa kalimat syairnya berakhir untuk sementara juga dengan suatu titik koma.

Contoh-contoh kadens otentik

Kebalikan dari kadens setengah ada kadens otentik. Kadens otentik mirip suatu kalimat bahasa yang berakhir dengan titik. Kekendoran musikal Anda capai ketika progresi akord dari dominan atau dominan ketujuh ke tonika.

Kadens otentik janda muda

Lagu rakyat Papua ini dibentuk oleh delapan birama. Empat birama pertama memakai kadens setengah; empat birama kedua yang mengakhiri gerak melodiknya memakai kadens otentik. Lagu yang mengakhiri geraknya seperti contoh ini sering memakai akord dominan ketujuh sebagai pendahulu akord tonika di akhir lagu. Progresi akord dominan ketujuh-tonika di akhir suatu lagu membentuk suatu kadens otentik yang kuat. Frasa kalimat kedua mengakhiri syair lagu melalui suatu titik.

Kadens otentik kami puji

Kadens otentik sebanyak empat birama ini paling jelas dari kedua akord terakhir, yaitu progresi D7 (dominan ketujuh) ke G (tonika). Tapi progresi sesungguhnya dimulai dari akord G pada birama pertama melalui suatu "lika-liku" progresi akord pada sebagian birama pertama dan seluruh birama kedua dan ketiga sebelum mencapai dominan ketujuh, pendahulu tonika. Frasa kalimat syairnya yang merupakan lanjutan frasa pertama dalam kadens setengah lagu ini berakhir dengan titik. Meskipun demikian, kadens otentik ini hanya suatu bagian dari suatu lagu gereja yang lebih panjang. Dengan kata lain, kadens otentik dalam contoh tadi hanya suatu perhentian tenang yang bersifat sementara.

Kadens otentik ibu pertiwi

Kalimat melodik yang terdiri juga dari empat birama ini, suatu kadens otentik yang lain, nyata sekali dari akord dominan ketujuh (D7) yang mendahului akord tonika (G). Tapi progresi ini sebenarnya mulai dari akord tonika (G) pada birama pertama melewati akord subdominan (C) dan tonika (G) sebelum mengakhiri kalimatnya dengan urutan dominan ketujuh dan tonika. Bagian kedua kalimat syairnya pun berakhir dengan suatu titik. Meskipun demikian, kalimat melodik tadi bukanlah akhir lagu nasional Indonesia yang diilhami lagu gereja What a Friend We Have in Jesus! Terjemahan Indonesianya dalam Kidung Jemaat nomor 453 berjudul Yesus Kawan yang Sejati.

Kadens setengah dan otentik

Dari uraian tentang kalimat-kalimat melodik dan jenis kadens yang dilibatkannya, Anda tahu kadens setengah dan otentik bisa digabungkan secara kronologis, yaitu, mengikuti urutan waktu. Gabungkanlah contoh-contoh kalimat melodik tadi dan Anda akan menggabungkan kembali dua kalimat melodik setiap contoh. Kecuali Gara-Gara Janda Muda, setiap pasangan contoh yang Anda gabungkan kembali tidak mengakhiri lagu sama sekali.

Kalimat Melodik

Anda sudah membaca beberapa kali frasa "kalimat melodik". Apa itu?

Frasa ini bisa dijelaskan melalui kata "melodi". Secara ringkas, suatu melodi adalah suatu rangkaian not yang dipandang sebagai suatu kesatuan. Dengan kata lain, suatu melodi punya suatu awal dan akhir.

Dari definisi tadi, Anda paham bahwa suatu kalimat melodik adalah suatu bagian dari suatu melodi. Bagian ini bisa membentuk bagian akhir suatu lagu - seperti bagian akhir Gara-Gara Janda Muda - dan bisa juga tidak - seperti bagian kedua yang membentuk kadens otentik Kulihat Ibu Pertiwi dan Kami Puji dengan Riang.

Frasa "kalimat melodik" secara longgar mencakup suatu gagasan musikal yang lengkap tapi yang tidak perlu berakhir. Ia berakhir dengan suatu kadens yang lazimnya sebanyak empat birama, terkadang sebanyak dua birama. Dalam musik Barat, kalimat melodik sesuai arti ini disebut frasa. Contoh-contoh kalimat melodik tadi yang menjelaskan kadens setengah dan otentik dan masing-masing membentuk empat birama dengan demikian tergolong pada frasa-frasa.

Dua frasa yang berkaitan membentuk suatu periode. Dalam musik Barat, suatu periode berakhir dengan suatu kadens yang kuat (seperti kadens otentik) dan biasanya sebanyak delapan birama. Suatu periode dalam musik mirip suatu kalimat utuh - berakhir dengan titik, tanda seru, atau tanda tanya - dalam bahasa. Setiap pasangan contoh kadens setengah dan otentik tadi membentuk suatu periode.

Notasi Ritmik

Sebelum belajar mengiringi lagu-lagu yang dibentuk oleh kombinasi kadens setengah dan otentik, Anda perlu memelajari suatu pola iringan yang baru. Notasi ritmiknya demikian:

Notasi ritmik 6

Berlatihlah untuk memainkan notasi ritmik dalam birama pertama berkali-kali sampai Anda menguasainya dengan baik. Pukulan down-strum bersamaan dengan hitungan satu, dua, tiga, dan empat. Pukulan up-strum berbarengan dengan hitungan dan (&). Lebih mudah Anda melatih ketukan per birama dengan menghitung secara berirama dalam bahasa Inggris (sambil mengetuk matra pada sesuatu yang keras): one and two and three and four and. Kemudian, akhirilah pola ritmik ini dengan satu pukulan down-strum pada birama kedua.

Periode, Kadens Setengah dan Otentik

Sebelu memulai iringanmu dengan memakai notasi ritmik tadi, Anda perlu mengenal periode. Setiap periode dibentuk oleh dua frasa, masing-masing sebanyak dua sampai dengan empat birama. Periode yang akan Anda pelajari dibatasi pada yang melibatkan kombinasi kadens setengah dan otentik.

Ada periode yang membentuk nyanyian atau lagu pendek atau agak pendek. Suatu nyanyian pendek bisa dibentuk oleh satu periode yang mencakup empat atau delapan birama. Dua periode dengan demikian membentuk suatu nyanyian yang agak pendek, antara delapan dan enam belas birama.

Kadens setengah dan otentik bisa dilibatkan dalam satu periode atau dua periode. He's Got the Whole World, suatu lagu gospel terkenal, terdiri dari delapan birama. Ia dengan demikian membentuk satu periode. Ia juga melibatkan kadens setengah dan otentik dan tentu kombinasi nada-nada harmonik dan non-harmonik.

Pakailah notasi ritmik yang sudah Anda latih untuk mengiringinya. Ia harus Anda mainkan dengan memakai irama swing/shuffle.

He's got the whole world

Perhatikanlah bahwa permainan gitarmu harus mulai pada setengah ketukan diam sebelum Anda mulai menyanyi. Permainan itu ada pada birama pertama, ketiga, kelima, dan ketujuh. Anda perhatikan juga bahwa nada A (la) membentuk nada non-harmonik, yaitu, nada tetangga atas dengan not G (sol), pada kata His. Demikian juga, nada E (mi) pada ketukan kedua di atas kata the pada birama ketujuh membentuk nada non-harmonik yang lain, yaitu, interval ketiga bawah dengan not G (sol).

Kadens setengah mencakup tiga birama dan mulai dari progresi akord tonika ke dominan ketujuh, dari C ke G7. Kemudian, kadens otentik mulai dari dominan ke tujuh (G7) ke tonika (C), diganti kadens setengah (C ke G7) dan berakhir dengan kadens otentik pada birama terakhir (G7 ke C). Pendek kata, lagu gereja tadi merupakan kombinasi kadens setengah dan otentik.

Contoh berikut adalah bagian refrein dari suatu ciptaan saya, Sungguh Baik Kasih-Nya. Refrein sebanyak delapan birama ini membentuk satu periode. Mainkanlah refrein ini pada gitarmu dengan memakai notasi ritmik di atas. Karena saya tidak memberikan catatan tentang irama swing/shuffle di bawah judulnya, Anda harus mengiringinya dengan memakai gaya "enteng" atau "ringan".

Sungguh baik kasihNya

Refrein dibuka dengan suatu kadens otentik karena ada progresi akord dari dominan ketujuh (G7) ke tonika (C). Progresi ini beralih menjadi tonika-dominan ketujuh (C-G7) dan membentuk kadens setengah. Jelaslah, refrein in adalah juga suatu kombinasi kadens otentik dan setengah.

LATIHAN 1

Lagu berikut berisi campuran nada-nada harmonik atau akord dan non-harmonik. Tentukanlah nada-nada non-harmoniknya dan jelaskanlah apakah nada-nada itu tergolong pada nada samping/ampiran, nada tetangga, atau nada yang ditangguhkan (suspension). Untuk mengingatkan Anda kembali kepada nada-nada non-harmonik, bacalah sekali lagi bab 13. Jawaban yang betul diberikan di akhir bab ini.

Haleluya, haleluya

LATIHAN 2

Pada birama berapakah kadens otentik dipakai? Akord-akord dasar apakah yang digantikan oleh akord Em dan Am sebagai variasi?

LATIHAN 3

Penggalan lagu berikut, No More, adalah versi bahasa Inggris nyanyian Elvis Presley dari La Paloma, suatu lagu berbahasa Spanyol yang sangat terkenal. Pelajarilah lagunya. Kemudian, tuliskanlah akord tonika dan dominan ketujuh pada garis-garis yang tersedia di atas not. Tentukanlah juga kadens setengah dan otentik yang dilibatkan dalam lagu ini. Jawaban yang betul ada di akhir bab ini.

No more

LATIHAN 4

Ciptakanlah lagumu sendiri. Lagu itu melibatkan kombinasi kadens setengah dan otentik. Iringilah dengan pola ritme dalam notasi ritmik di atas.

Jawaban yang Betul

LATIHAN 1

BiramaKetukanUrutan notNada non-harmonikJenis nada non-harmonik
2-34 (birama 2) dan 1 (birama 3)G-F#-E (do-si-la)F# F# membentuk nada ampiran turun (F#-E, si-la)
42-4F#-E-F#EE membentuk nada tetangga bawah (E-F#, la-si)
51-2E-GEE adalah nada ditangguhkan yang tidak disiapkan
6-74 (birama 6) dan 1 (birama 7)G-F#-EF# F# membentuk nada samping turun (F#-E)
7-84 (birama 7) dan 1 (birama 8)E-G-F#GG membentuk interval ke-3 atas dengan E (E-G, la-do)
82-4F#-E-F#EE adalah nada tetangga bawah dari F#

LATIHAN 2

Birama 8-9: Progresi akord D7-G atau dominan ketujuh-tonika. Akord diatonik dasar yang diganti oleh Em adalah G dan oleh Am adalah F.

LATIHAN 3

Birama pertama dan seterusnya dimulai sesudah not pertama di awal lagu. Not pertama ini sebenarnya adalah not keempat, membentuk "ketukan gantung" atau pickup measure.

Birama 1: C; birama 4: G7; birama 8:C; birama 12: G7; dan birama 16: C.

Kadens setengah C-G7, kadens otentik G7-C. Kombinasi kedua jenis kadens: C-G7-C-G7-C.