13 November 2008

16. Latihan Memainkan Notasi Ritmik

Ada tujuh macam notasi ritmik yang sudah Anda pelajari dari bab 1 sampai dengan 15 blog ini. Untuk memantapkan latihanmu, Anda akan diberi notasi ritmik lengkap, kemudian tujuh lagu disertai akord, pola ritme, jalur bas, dan pukulan drum untuk latihan Anda. Sebagian besar lagu itu ciptaan saya; selebihnya saya adaptasi dari beberapa lagu lain.

Semua lagu lengkap tadi dalam bentuk fail audio. Anda bisa mengaksesnya dalam pelajaran ini. Tugas Anda hanya berlatih memainkan setiap pola irama dalam setiap lagu lengkap ini.

Langkah-Langkah Berlatih

Dengarkanlah setiap lagu lengkap sebagai suatu contoh soal. Kemudian, mainkanlah bagian iringan lagunya. Iringan ini Anda tahu dari ritme gitar iringan yang berbunyi. Anda bisa mengulang-ulangi latihanmu sampai Anda menguasai pukulan gitarmu dengan mantap. Sesudah itu, pelajarilah lirik lagunya sebelum Anda menyanyikannya mengikuti petikan melodi utama dalam fail audio. Akhirnya, iringilah lagu itu mengikuti contohnya dalam fail audio sambil menyanyikan liriknya. Janganlah pindah ke lagu berikut sebelum Anda menguasai suatu lagu.

Untuk mengenal judul setiap lagu, sentuhlah dengan mouse pointer boomp3 pada side bar. Judulnya akan muncul di bawah. Klik situs ini dan Anda akan dibawa ke arsip lagu-lagu saya.

Ayolah Semuanya

Ayolah Semuanya

Pukulan gitarmu semuanya bersifat down-strum. Intro lagunya sebanyak dua birama dan nada dasarnya adalah mayor C. Meski kedengaran sederhana, pola iringan gitar ini menjadi pola ritme dasar dari lagu-lagu jazz modern tertentu. Ayolah Semuanya

Ayolah s'muanya bersenang: berenang, berjemur./ Pantainya bersih (2 X ).

Tidak Aku Tahu

Tidak Aku Tahu

Catatan: Angka 1 di akhir judul lagu ini hanya kode arsip saya.

Dua garis ganda, masing-masing diberi titik dua di kiri dan kanannya. Ini menunjukkan bahwa lagu ini harus Anda ulangi sekali lagi sebelum Anda memainkan akord C pada birama terakhir.

Tidak Aku Tahu

Tidak aku tahu/ ke manakah perginya/ nona di seb'rang rumahku./ Lama tungguku/ berharap seg'ra datang/ nona di seb'rang, kasihku./ Hati tak tent'ram.

Anita

Anita

Notasi ritmik ini menunjukkan kombinasi pukulan down-strum dan up-strum. Garis-garis ganda beritik dengan tanda kurung berangka 1 dan 2 menandakan bahwa Anda harus mengulangi lagunya.

Anita

Anita, Anita, Anita./ Wajah cerah, pipimu lesung,/ suaramu merdu-/ engkau idamanku:/ tiada secantik kau./ Anita, Anita, Anita./ Wajah cerah, pipimu lesung,/ suaramu merdu-/ engkau idamanku:/ tiada secantik engkau, Anita.

Ya Allah yang Mahatinggi

Nyanyian ini diambil dari Kidung Jemaat nomor 246. Lagunya diciptakan Daniel Papa (sekitar 1975) sementara syairnya digubah Nande Rohani Bangun (1978). Hanya bait pertama nyanyian ini saja yang dipakai.

Ya Allah yang Mahatinggi

Ya Allah yang Mahatinggi

Ya Allah yang Mahatinggi,/ Kau Pencipta dunia ini;/ kami juga Tuhan ciptakan,/ agar Dikau tetap dipuji,/ Engkau Bapa yang memberkati/ tiap orang yang rendah hati./ Tolonglah kami sekarang ini/ dan selamanya.

Kakek Lapar S'kali

Lagu ini suatu contoh dari jenis lagu pop Barat yang disebut turnaround. Suatu progresi akord diulang-ulangi selama beberapa birama untuk mengiringi suatu melodi yang diciptakan berdasarkan progresi ini. Kata-kata lagu ini bernada humoristis.

Kakek Lapar S'kali

Kakek Lapar S'kali

Kakek lapar s'kali/ mimpi tentang hidangan lezat;/ tidak bisa makan:/ giginya ompong (2 x).

He's Got the Whole World

He's Got the Whole World

Ini suatu lagu gospel terkenal di Amerika Serikat. Ia terkenal juga di Indonesia.

Dengarkanlah fail audio dan Anda mendengarkan irama swing/shuffle dari lagu ini. Anda, karena itu, harus menghasilkan pukulan gitar berirama swing/shuffle.

Titik-titik di bawah not-not tertentu menandakan bahwa Anda harus memakai teknik stakato. Caranya? Redamlah gripmu pada nada-nada stakato tadi. Anda meredam gripmu dengan merenggangkannya sedikit. Kalau ada senar terbuka (tidak ditekan dengan ujung jarimu), redamlah dengan bagian dalam telapak tangan kananmu. Cobalah berlatih memainkan efek statako dengan meredam gripmu sampai Anda menguasai teknik ini dengan mantap. Sesudah itu, ikutilah langkah-langkah yang sudah disebutkan.

He's Got the Whole World

He's got the whole world in His hands,/ He's got the whole world in His hands,/ He's got the whole world in His hands,/ He's got the whole world in His hands (2 x).

Yamko Rambe Yamko

Yamko Rambe Yamko

Notasi ritmik lagu rakyat Papua ini tampak menantang. Pola iringan gitarmu harus menghasilkan beberapa efek. Pertama, Anda harus meredam nada kedua dan keenam dalam setiap birama untuk menghasilkan efek stakato. Kedua, secara khusus, nada keenam ditandai bentuk mirip huruf v terbalik; ini berarti nada itu harus Anda bunyikan sedikit lebih nyaring. Ketiga, tanda yang sama Anda perhatikan pada not ketiga dari kiri dalam setiap birama. Ini berarti Anda harus membunyikan nada ini sedikit lebih nyaring untuk menegaskan efek sinkopasi dalam setiap birama. Efek sinkopasi ini Anda amati pada nada ketiga dan keempat yang masing-masing diikat oleh busur-sambung. Sebaiknya Anda berlatih dulu menguasai pola iringan ini sebelum Anda mengiringinya dengan memakai fail audio lagu ini.

Perhatikanlah bahwa bagian-bagian tertentu lagu ini diulang-ulangi. Ini suatu ciri khas lagu-lagu rakyat tradisional Papua.

Yamko Rambe Yamko

Hei yamko rambe yamko,/ arunawa kombe./ Hei yamko rambe yamko,/ arunawa kombe./ Temino kibi kuba muko bumbeko,/ yuma nobungo awe ade./ Temino kibi kuba muko bumbeko,/ yuma nobungo awe ade./ Honge-hongke hongke riro/ hongke jambe, jambe riro./ Hongke-hongke hongke riro/ hongke jambe, jambe riro.

15 Oktober 2008

15. Nada Non-harmonik dan Kadens Lain

Dalam bab sebelumnya, Anda sudah belajar tentang beberapa jenis nada non-harmonik. Ada nada samping atau ampiran, nada tetangga, dan nada suspension. Anda juga sudah memahami kadens setengah dan kadens biasa atau otentik.

Bab ini akan melanjutkan pembicaraan tentang beberapa jenis nada non-harmonik dan kadens lain. Ini akan melengkapi pembahasan mendasar tentang nada non-harmonik dan kadens.

Nada-Nada Non-harmonik yang Lain

Nada-nada ini mencakup apogiatura (disingkat app.), retardasi, antisipasi, ekapi, dan kambioto. Retardasi dan antisipasi dipakai dalam harmoni sementara apogiatura dan ekapi dipakai dalam melodi. Jenis-jenis nada non-harmonik ini dipakai dalam nyanyian dan melodi modern.

Apogiatura

Teknik menghias nada ini biasanya ditempatkan satu nada di atas nada akord. Dengan kata lain, apogiatura adalah suatu interval kedua atas untuk suatu nada akord di bawahnya. Nada non-harmonik ini mencapai kekendorannya pada nada akord yang berada setangga di bawahnya. Apogiatura harus dipakai pada suatu ketukan berat dan menjadi kendor mengikuti gerak menurun. Apogiatura sering ditulis sebagai suatu grace note.

Grace note adalah suatu istilah Inggris untuk suatu not hiasan. Not ini ditempatkan sebelum not pokok yang dihiasinya, dibunyikan segera sebelum not pokoknya tapi harus membentuk satu ketukan bersama dengan not pokoknya. Grace note bisa membentuk hiasan satunada atau setengahnada dari not pokoknya.

Suatu contoh apogiatura:

Apogiatura

Apogiatura berbentuk grace note ditandai suatu anak panah. Not awal non-harmonik ini adalah suatu do yang harus Anda mainkan cepat sebelum not si di bawahnya. Kedua not ini harus Anda mainkan dalam satu ketukan.

Suatu lagu pop klasik yang memakai apogiatura adalah Yesterday dari the Beatles. Nada pertama awalnya memakai satu nada setinggi satunada dari nada akord di bawahnya.

Yesterday

Apogiatura - not re - dimulai oleh not pertama yang diberi tanda anak panah. Nada akord yang menyusul pada not kedua adalah not do.

Retardasi

Suatu retardasi mirip suatu suspension tapi nada yang dikendorkan berjarak satunada diatonik ke atas dengan nada non-harmonik yang membentuk retardasi. Satunada diatonik ke atas sama dengan satu interval kedua atas, dengan nada pertama, nada lebih rendah, sebagai nada non-harmonik.Nada lebih tinggi sekaligus adalah nada akord.

Retardasi

Contoh retardasi

Tanda panah menunjukkan nada retardasi. Meskipun nada ini bagian dari akord di kirinya, ia - untuk sementara - menjadi bagian akord di tengah sebelum beralih menjadi nada akord ini. Nada retardasi sebagai suatu nada non-harmonik membentuk suatu interval kedua atas dengan nada berikutnya, yaitu nada akord.

Antisipasi

Antisipasi adalah suatu not yang dibunyikan mendahului akord yang berisi not itu. Antisipasi dibentuk oleh dua not yang membentuk interval kedua atau lebih. Not bawah interval itu adalah suatu not akord sementara not atasnya adalah suatu not non-harmonik. Not atas yang tegang ini dikendorkan ketika ia kembali pada akord C, tempat asalnya. Kalau not non-harmonik yang tegang ini dikendorkan oleh suatu interval di atas interval kedua, ia disebut antisipasi bebas.

Antisipasi

Tanda panah dan singkatan ant. menunjukkan not antisipasi, not yang berasal dari akord C birama kedua. Not ini mendahului akordnya dan menjadi suatu not non-harmonik sementara bagi akord G7.

Berikut adalah suatu contoh antisipasi - ditandai anak panah - berdasarkan suatu kutipan bagian akhir suatu nyanyian gereja, "Kudengar Panggilan Tuhan" (Nyanyikanlah Kidung Baru no.125). Not antisipasi yang adalah not akord terakhir (G) dimajukan menjadi salah satu not akord D7.

Contoh antisipasi

Ekapi

Ekapi disebut juga "nada lepas (escape tone)". Ia melepaskan diri dari harmoni secara bertangga lalu melompat ke dalam arah yang berlawanan dan mencapai kebebasan dalam akord berikut. Dengan cara ini, ekapi atau nada lepas adalah sejenis apogiatura terbalik. Ekapi kromatik jarang ditemukan karena gerak ekapi kromatik menuju kekendoran yang tidak bersifat diatonik.

Simak suatu contoh ekapi berikut:

Ekapi

Nada yang ditandai anak panah menunjukkan not sol yang membentuk interval kedua atas dengan not fa dari akord F. Not sol ini sekaligus menghasilkan nada non-harmonik, suatu nada hiasan, yang menimbulkan efek tegang sementara. Nada lepas ini membentuk suatu interval ketiga dengan nada mi dari akord C, akord yang memberi kekendoran atau kelegaan pada nada lepas tadi.

Contoh ekapi atau nada lepas - ditandai anak panah - berikut berasal dari fragmen suatu nyanyian gereja, "Besarlah Untungku" dalam Nyanyikanlah Kidung Baru (no. 197). Nada mi membentuk suatu nada lepas, nada non-harmonik, dari harmoni dalam akord D dan D7. Nada lepas ini adalah suatu nada yang tegang dan sekaligus janggal bunyinya karena ia bukanlah nada normal kedua akord tadi. Tapi ekapi ini berlangsung sebentar saja - selama satu ketukan - lalu dikendorkan atau dilegakan oleh akord G birama ketiga.

Fragmen ekapi

Kambioto

Mirip nada lepas, kambioto adalah nada non-harmonik yang meninggalkan nada harmonik melalui lompatan lewat satu tangga. Sesudah itu, kambioto mengendor secara bertangga mengikuti arah yang berlawanan.

Contoh kambioto berikut ditandai anak panah:

Kambioto

Dalam birama pertama, nada re ketukan kedua membentuk suatu interval ketiga bawah dengan nada fa dari akord F pada ketukan pertama. Dalam birama kedua, urutan interval tadi dibalikkan: nada fa sebagai kambioto membentuk suatu interval ketiga atas dengan nada re dari akord G7 ketukan pertama. Setiap kambioto yang non-harmonik itu menghasilkan nada yang tegang terhadap akord di kirinya.

Ketegangan ini lalu dikendorkan melalui akord di kanannya. Dalam hal ini, nada re birama pertama membentuk suatu interval kedua bawah dengan nada mi dalam akord C. Sementara itu, nada fa birama kedua membentuk suatu interval kedua atas dengan nada mi dalam akord C.

Kadens Lain

Sesudah Anda memahami kadens setengah dan biasa dalam bab yang lalu, Anda perlu memahami juga dua jenis kadens yang lain. Ini untuk melengkapi jenis-jenis kadens yang dipakai untuk tangganada mayor.

Kadens otentik sempurna dan taksempurna

Kadens otentik yang sudah dibicarakan dirinci menjadi dua jenis. Pertama, kadens otentik sempurna; dan, kedua, kadens otentik taksempurna.

Kadens otentik sempurna adalah suatu kadens otentik yang di dalamnya akord dominan dan tonika masing-masing masing-masing memakai not dasar. Ini adalah not kelima untuk akord dominan dan not kesatu untuk akord tonika. Not tonika ada dalam bagian sopran akord di akhir suatu lagu.

Kadens otentik taksempurna adalah suatu kadens otentik yang di dalamnya not bagian sopran akord di akhir suatu lagu berakhir tanpa not tonika. Not ini bisa not ketiga atau kelima akord di akhir lagu itu.

Tiga contoh berikut menunjukkan kadens otentik sempurna dan taksempurna:

Kadensotentiksempurnataksempurna

Ketiga birama pertama dengan not terakhir (birama tiga) yang adalah do pada bagian sopran menunjukkan suatu kadens otentik sempurna. Birama empat sampai dengan enam menunjukkan suatu kadens otentik taksempurna yang berakhir dengan not mi. Birama tujuh sampai dengan sembilan menunjukkan kadens otentik taksempurna lain yang berakhir dengan not sol.

Kadens subdominan

Kadens ini dicirikan oleh progresi akord dari tonika (I) ke subdominan (IV). Bandul progresi berayun dari tengah, dari tonika, ke kiri, ke subdominan, dan berhenti di situ. Ketegangan timbul selama bandul ada di kiri dan ini berarti melodi belum selesai. Untuk sementara, akord subdominan mengganti akord tonika sebagai pusat nada lalu berayun balik ke tonika.

Contoh kadens subdominan berikut adalah suatu fragmen dari "Gembala Baik Bersuling nan Merdu" ciptaan C. Akwan dalam Kidung Jemaat no. 415. Progresi akord yang disoroti adalah G-C (I-IV) atau tonika-subdominan. Perulangan progresi ini dalam birama ketiga sesudah ketukan pertamadan kedua, yaitu G-C (I-IV) bukanlah kadens subdominan melainkan urutan akord biasa.

Gembala baik

Kadens plagal

Kadens plagal adalah kebalikan dari kadens subdominan. Dalam kadens ini, bandul berayun dari kiri, dari subdominan (IV), kembali ke tengah, ke tonika (I). Suasana tegang subdominan sekarang menjadi kendor, lega.

Meskipun menjadi kendor, progresi akord IV-I kurang meyakinkan dibanding kadens biasa (V-I). Baik akord subdominan maupun tonika sama-sama punya not do (not tonika), not yang bukan baru bagi tonika.

Karena kesamaan not do tadi, kadens plagal dihindari pemakaiannya sebagai perhentian sementara di dalam dan di akhir suatu lagu. Kadens plagal boleh dipakai hanya dalam kasus khusus di dalam dan di akhir lagu.

Contoh suatu kadens plagal di dalam suatu lagu."Hitung Berkat-Nya" adalah suatu potongan melodi dari suatu gospel terkenal. Harmonisasi aslinya yang benar (birama kedua) sengaja dibuat salah di sini untuk menjelaskan kadens plagal yang dihindari (birama pertama).

Hitung berkat-Nya

Dalam kasus khusus, kadens plagal diizinkan di akhir suatu lagu, seperti bagian akhir My Way, lagu pop tenar itu. Kadens ini dipakai sebagai suatu kejutan. Akord F6 pada dasarnya adalah akord subdominan dalam kunci C diatonik mayor.

My way

Kadens Lengkap

Kadens plagal dan kadens biasa yang digabungkan membentuk kadens lengkap. Bandul kadens ini mengayun dari tengah (T) ke kiri (S). balik ke tengah (T) mengayun ke kanan (D) dan akhirnya mengayun balik ke kiri (T) dan berhenti di situ. Ringkasan progresinya menjadi T-S-T-D-T. Tapi progresi lengkap ini sering disingkat menjadi T-S-D-T.

Suatu lagu gereja singkat, "Amin", menunjukkan suatu bentuk kadens lengkap:

Amin,amin,amin

Tangganada Diatonik Mayor D

Sejauh ini, Anda sudah memahami dan memakai dua tangganada diatonik mayor: C dan G. Sekarang, Anda akan memelajari suatu tangganada mayor lain: D. Tangganada yang memakai kunci trebel dan basnya, dan juga setengahnadanya dalam posisi naik dan turun, demikian:

Tangganada mayor D

Untuk mengingat urutan not ini, Anda bisa memakai berbagai cara. Apa pun cara yang Anda tempuh, ada tiga cara yang gampang. Ingatlah selalu posisi tonika setiap kunci. Dari tonika (not do) ini, Anda bisa membaca atau memainkan tangganadanya dalam posisi naik atau turun, termasuk setengahnadanya. Kemudian, ingatlah bahwa kunci D ditandai dua kres (##). Cara lain adalah dengan mengingat posisi not d (re) pada paranada yang memakai kunci trebel dan bas dari tangganada diatonik mayor C. Ketika tangganada ini diubah menjadi tangganada diatonik mayor D, not d pada posisi kunci C Anda ubah menjadi do.

Notasi Ritmik

Anda akan diperkenalkan pada suatu pola iringan gitar yang baru. Notasi ritmiknya demikian:

Notasi ritmik baru

Berlatihlah untuk memainkan pola ritme dalam birama pertama beberapa kali sampai Anda menguasainya dengan mantap. Pukulan up-strum yang ditandai & pada ketukan kedua dan pukulan down-strum pada ketukan ketiga diberi busur-sambung. Busur-sambung ini berarti Anda tidak boleh membunyikan ketukan ketiga tapi menghitungnya saja sebagai setengah ketukan pertama. Setengah ketukan kedua Anda mainkan pada tanda &. Sesudah pola ritme dalam birama pertama Anda latih berkali-kali dan kuasai dengan mantap, akhirilah pola ini dengan satu pukulan down-strum dalam birama kedua. Meskipun not birama kedua ditandai angka 1, ia sebenarnya harus dihitung sebanyak 4 ketukan.

Latihan Akord

Berlatihlah untuk menguasai akord-akord berikut. Akord-akord ini tergolong pada kunci mayor D. Pakailah notasi ritmik di atas untuk latihanmu.

Akord D

Akord G

Akord A

Akord A7

Akord Em

Akord Bm

Sesudah menguasai akord-akord tadi, pakailah akord-akord ini untuk mengiringi lagu rakyat Papua berikut. Pakailah notasi ritmik yang sudah Anda pelajari untuk mengiringi nyanyian ini dan akhirilah dengan satu pukulan down-strum di akhir nyanyian.

Yamko rambe

10 September 2008

14. Iringan Lagu Harmonik dan Non-harmonik

Sesudah Anda memahami nada-nada non-harmonik dan harmonik, Anda sekarang lebih mudah menetapkan akord-akord dan progresi akord melodi yang memakai kedua macam nada ini. Untuk lebih memantapkan pemahamanmu tentang nada-nada non-harmonik, saya akan menguraikan lagu Gara-Gara Janda Muda dalam bab yang lalu dari sisi lain.

Dalam uraian kali ini, saya mula-mula akan sengaja mengeluarkan semua nada non-harmonik di dalamnya dan mempertahankan nada-nada harmoniknya, yaitu, nada-nada yang ada dalam akord yang dipakai. Kemudian, saya akan mengembalikan nada-nada non-harmoniknya. Dengan cara "bongkar-pasang" demikian, Anda akan memahami nada-nada non-harmonik dengan lebih jelas.

Janda muda harmonik

Sekarang, Anda bisa melihat dengan jelas bahwa setiap nada yang dipakai adalah nada-nada harmonik, nada-nada akord. Melodinya kelihatan sederhana, agak kaku, dan sedikit sekali variasinya.

Untuk membuat melodinya berkembang (lentur, hidup dan bervariasi), saya memasukkan kembali not-not non-harmonik disertai kata-kata lagunya. Anda akan merasakan gerak melodik yang lebih lentur, hidup, dan bervariasi karena melodi sekarang berisi campuran nada-nada harmonik dan non-harmonik. Tapi akord dan progresinya tetap.

Janda muda harmonik non-harmonik

Anda pun bisa memakai metode sederhana tadi untuk memahami nada-nada harmonik dan non-harmonik suatu lagu. Mula-mula, temukanlah nada-nada harmonik atau nada-nada akord lagu itu. Kemudian, keluarkanlah nada-nada non-harmoniknya untuk sementara waktu. Sesudah melodi berdasarkan nada-nada harmonik Anda pahami dengan betul, masukkanlah kembali nada-nada non-harmonik. Lalu, tetapkanlah nada-nada non-harmonik yang dipakai: apakah nada-nada itu tergolong pada nada samping, nada tetangga, atau nada yang ditangguhkan. Metode sederhana ini bisa mempermudah Anda menetapkan akord-akord dan progresi akord yang sesuai dengan melodi.

All Shook Up

Penjelasan tentang nada-nada harmonik dan non-harmonik belum selesai kalau kita tidak melihatnya "bekerja" dalam lagu-lagu sesungguhnya. Untuk itu, saya memilih All Shook Up, suatu lagu rock and roll ciptaan Otis Blackwell dan Elvis Presley (1957). Lagu ini dinyanyikan Elvis dan menjadi suatu hit dunia, termasuk di Papua zaman Belanda. Notasi lengkap bagian awal lagu ini, kunci, dan akordnya demikian:

All shook up

Untuk sementara, kunci Bb dan akord yang dikendalikannya sekadar dikenal saja. Padanannya dengan kunci diatonik mayor C demikian:

Kunci C: C-F7-G7 (tonika-subdominan ke-7-dominan ke-7)

Kunci Bb: Bb-Eb7-F7 (tonika-subdominan ke-7-dominan ke-7)

Akord Eb7 atau subdominan ketujuh berisi not ri di dalamnya. Akord ini dipakai sebagai pengganti Eb (subdominan) dan bisa mendahului akord dominan ketujuh (F7).

Kalau Anda ingin memakai akord subdominan (Eb) yang berdekatan dengan akord subdominan ketujuh (Eb7), dahuluilah akord subdominan ketujuh dengan akord subdominan. SALAH: subdominan ke-7-subdominan (Eb7-Eb). BETUL: subdominan-subdominan ke-7 (Eb-Eb7).

Meskipun notasi All Shook Up memakai pasangan not seperdelapan, lagunya dinyanyikan dengan gaya swing atau shuffle. Dalam gaya ini, setiap pasangan not seakan-akan suatu triul pendek dengan not kedua ditahan sebagai ketukan. Hasilnya? Lagu dinyanyikan mirip lagu mars.

Dengarkanlah nyanyian Elvis dan iringannya dan Anda akan memahami apa itu irama swing/shuffle. Lagunya ada pada side bar blog ini.

Notasi berikut menjelaskan irama swing/shuffle:

Irama swing-shuffle

Paranada di atas menunjukkan notasi lagu. Tapi paranada di bawahnya menunjukkan caranya lagu dinyanyikan atau dimainkan. Setiap pasangan not pada paranada pertama yang masing-masing bernilai seperdelapan dipecah menjadi triul pendek. Not kedua setiap triul pendek dalam birama pertama tidak dibunyikan tapi ditahan sebagai ketukan. Birama kedua paranada bawah menunjukkan penyederhanaan penulisan bentuk triul pendek dalam birama pertama. Bentuk penulisan triul pendek dalam birama kedua itulah yang selalu ditempatkan di awal lagu - sesudah judulnya - didahului tanda sama dengan (=). Di kiri tanda sama dengan ini suatu pasangan not yang masing-masing bernilai seperdelapan ditempatkan.

Notasi swing-shuffle

Catatan: Mainkanlah setiap lagu yang memakai pasangan not yang masing-masing bernilai seperdelapan dengan irama swing/shuffle hanya kalau ada petunjuk ini atau petunjuk yang memakai kata-kata tentang irama ini. Janganlah memainkan lagu apa pun dengan pola notasi macam ini kalau tidak ada petunjuk tentang irama swing/shuffle. Lagu tanpa petunjuk ini harus Anda mainkan dengan cara lain, misalnya, dengan iringan gitar yang kedengaran "enteng" atau "ringan", tidak "diseret" karena memakai irama swing/shuffle yang tidak diminta penciptanya.

Selanjutnya, kata-kata atau suku kata apakah yang dipakai untuk nada-nada non-harmonik? Lirik lengkap All Shook Up akan memperjelas nada-nada non-harmonik yang dipakai di samping nada-nada akord. Kata atau suku kata yang dicetak dengan huruf tebal menandakan nada-nada non harmonik yang dipakai.

Dengarkanlah lagunya sambil memusatkan perhatianmu pada kata-kata atau suku kata yang dicetak dengan huruf tebal. Itulah tempat nada-nada non-harmonik dipakai. Progresi akord yang dipakai akan membantu Anda mengenal nada-nada non-harmonik itu.

All Shook Up

Bb

A-well-a bless my soul.

What's wrong with me?

I'm itching like a man on a fuzzy tree.

My friends say I'm actin; queer as a bug,

I'm in love!

I'm all shook up!

Eb7 F7 Bb Eb7 Bb

Mm, mm, oh, oh, yeah, yeah!

My hands are shaky

and my knees are weak.

I can't seem to stand on my own two feet.

Who do you thank when you have such luck?

I'm in love!

I'm all shook up!

Eb7 F7 Bb Eb7 Bb

Mm, mm, oh, oh, yeah, yeah!

Eb7

Please, don't ask what's on my mind.

Bb

I'm a little mixed up but I'm feelin' fine.

When I'm near that girl that I love best,

F7

My heart beats so it scares me to death!

Bb

She touched my hand,

What a chill I got.

Her kisses are like a volcano that's hot!

I'm proud to say she's my butter cup,

I'm in love!

I'm all shook up!

Eb7 F7 Bb Eb7 Bb

Mm, mm, oh, oh, yeah,yeah!

Eb7

My tongue gets tied when I try to speak.

Bb

My insides shake like a leaf on a tree.

There's only one cure for this soul of mine,

F7

that's to have the girl that I love so fine!

Bb

She touched my hand,

What a chill I got.

Her kisses are like a volcano that's hot!

I'm proud to say she's my butter cup,

I'm in love!/I

'm all shook up!

Eb7 F7 Bb Eb7 Bb

Mm, mm, oh, oh, yeah,yeah!

Eb7 F7 Bb

Mm, mm, mm, mm, yeah, yeah!

I'm all shook up!

Kadens

Suatu lagu atau nyanyian hidup karena bergerak. Geraknya berubah-ubah karena interaksi antara tonika, subdominan, dan dominan, ketiga pilar utama harmoni Barat.

Perubahan ini ibarat bandul yang mengayun terus dari suatu jam dinding. Bandul itu mulai dari tengah lalu anggap saja ia mengayun ke kiri. Ayunan ke kiri lalu balik ke tengah sebelum ia mengayun ke kanan. Sesudah di kanan, ia mengayun ke tengah dan memulai siklus ayunan yang baru.

Gerak melodi yang mulai ibarat bandul dari tengah bisa kita bayangkan sebagai berada pada posisi tonika. Ayunan bandul dari tengah ke kanan dan berhenti sebentar di situ kita bayangkan sebagai berada di posisi dominan. Akord dominan pada posisi ini tegang. Kalimat musik yang berakhir dengan akord dominan belum selesai, seakan-akan dihentikan sebentar oleh suatu koma atau titik koma dalam aturan menulis kalimat bahasa.

Ketegangan musikal yang ditimbulkan posisi dominan dikendorkan ketika bandul berayun dari kanan kembali ke tengah, ke posisi tonika. Timbullah ketenangan, kekendoran, kelegaan, seakan-akan kalimat yang memakai koma atau titik koma (posisi dominan) dilanjutkan dengan bagian kalimat lain yang berakhir dengan titik (posisi tonika).

Kiasan tentang gerak melodi sebagai bandul tadi menyiratkan apa yang dalam musik Barat diistilahkan sebagai kadens.Kedua macam ayunan tadi barulah dua dari lima kemungkinan mengakhiri suatu gerak melodi.

Jadi, apa itu "kadens"? Suatu kadens adalah suatu progresi dari biasanya dua akord yang memberi efek penutupan suatu "kalimat" dalam musik. Bandul yang berayun dari tengah ke kanan, dari posisi tonika ke dominan dan membentuk progresi akord tonika ke dominan disebut kadens setengah. Sebaliknya, bandul yang berayun dari kanan kembali ke tengah, dari posisi dominan ke tonika dan membentuk progresi akord dominan ke tonika disebut kadens otentik, kadens yang sejati.

Kedua jenis kadens ini (dan jenis-jenis lainnya) dibatasi pada tangganada mayor. Untuk bab ini, pembahasan kadens dibatasi juga pada kedua jenis kadens ini.

Contoh-contoh kadens setengah

Untuk jelasnya, beberapa contoh kadens setengah diberikan. Kadens-kadens ini ibarat kalimat dalam bahasa yang belum selesai karena berakhir dengan koma atau titik koma. Kadens-kadens ini berbentuk frasa-frasa melodik yang berisi nada-nada harmonik atau campuran nada-nada harmonik dan non-harmonik.

Kadens setengah janda muda

Akord tonika (G) yang memulai kalimat melodik sebanyak empat birama ini berakhir untuk sementara dengan akord dominan (D). Akord C/G termasuk pada rangkaian progresi dari akord tonika ke akord dominan. Pemakaian akord dominan menimbulkan suatu ketegangan; kalimat melodiknya mirip kalimat bahasa yang berakhir dengan koma atau titik koma, kalimat yang belum selesai.

Kadens setengah kami puji

Kalimat melodik yang terdiri dari empat birama ini memakai kadens setengah. Tapi progresi dari tonika ke dominan diselingi rangkaian akord tonika dengan dominan sebagai bas (G/D) dan dominan (D) pada birama kedua. Perhatikan kalimat syairnya; kalimat ini berakhir sementara dengan suatu titik koma.

Kadens setengah ibu pertiwi

Kalimat melodik yang terdiri dari empat birama ini membentuk suatu kadens setengah yang lain. Akord tonika (G) yang akan bergerak ke akord dominan (D) diselingi suatu akord subdominan (C). Frasa kalimat syairnya berakhir untuk sementara juga dengan suatu titik koma.

Contoh-contoh kadens otentik

Kebalikan dari kadens setengah ada kadens otentik. Kadens otentik mirip suatu kalimat bahasa yang berakhir dengan titik. Kekendoran musikal Anda capai ketika progresi akord dari dominan atau dominan ketujuh ke tonika.

Kadens otentik janda muda

Lagu rakyat Papua ini dibentuk oleh delapan birama. Empat birama pertama memakai kadens setengah; empat birama kedua yang mengakhiri gerak melodiknya memakai kadens otentik. Lagu yang mengakhiri geraknya seperti contoh ini sering memakai akord dominan ketujuh sebagai pendahulu akord tonika di akhir lagu. Progresi akord dominan ketujuh-tonika di akhir suatu lagu membentuk suatu kadens otentik yang kuat. Frasa kalimat kedua mengakhiri syair lagu melalui suatu titik.

Kadens otentik kami puji

Kadens otentik sebanyak empat birama ini paling jelas dari kedua akord terakhir, yaitu progresi D7 (dominan ketujuh) ke G (tonika). Tapi progresi sesungguhnya dimulai dari akord G pada birama pertama melalui suatu "lika-liku" progresi akord pada sebagian birama pertama dan seluruh birama kedua dan ketiga sebelum mencapai dominan ketujuh, pendahulu tonika. Frasa kalimat syairnya yang merupakan lanjutan frasa pertama dalam kadens setengah lagu ini berakhir dengan titik. Meskipun demikian, kadens otentik ini hanya suatu bagian dari suatu lagu gereja yang lebih panjang. Dengan kata lain, kadens otentik dalam contoh tadi hanya suatu perhentian tenang yang bersifat sementara.

Kadens otentik ibu pertiwi

Kalimat melodik yang terdiri juga dari empat birama ini, suatu kadens otentik yang lain, nyata sekali dari akord dominan ketujuh (D7) yang mendahului akord tonika (G). Tapi progresi ini sebenarnya mulai dari akord tonika (G) pada birama pertama melewati akord subdominan (C) dan tonika (G) sebelum mengakhiri kalimatnya dengan urutan dominan ketujuh dan tonika. Bagian kedua kalimat syairnya pun berakhir dengan suatu titik. Meskipun demikian, kalimat melodik tadi bukanlah akhir lagu nasional Indonesia yang diilhami lagu gereja What a Friend We Have in Jesus! Terjemahan Indonesianya dalam Kidung Jemaat nomor 453 berjudul Yesus Kawan yang Sejati.

Kadens setengah dan otentik

Dari uraian tentang kalimat-kalimat melodik dan jenis kadens yang dilibatkannya, Anda tahu kadens setengah dan otentik bisa digabungkan secara kronologis, yaitu, mengikuti urutan waktu. Gabungkanlah contoh-contoh kalimat melodik tadi dan Anda akan menggabungkan kembali dua kalimat melodik setiap contoh. Kecuali Gara-Gara Janda Muda, setiap pasangan contoh yang Anda gabungkan kembali tidak mengakhiri lagu sama sekali.

Kalimat Melodik

Anda sudah membaca beberapa kali frasa "kalimat melodik". Apa itu?

Frasa ini bisa dijelaskan melalui kata "melodi". Secara ringkas, suatu melodi adalah suatu rangkaian not yang dipandang sebagai suatu kesatuan. Dengan kata lain, suatu melodi punya suatu awal dan akhir.

Dari definisi tadi, Anda paham bahwa suatu kalimat melodik adalah suatu bagian dari suatu melodi. Bagian ini bisa membentuk bagian akhir suatu lagu - seperti bagian akhir Gara-Gara Janda Muda - dan bisa juga tidak - seperti bagian kedua yang membentuk kadens otentik Kulihat Ibu Pertiwi dan Kami Puji dengan Riang.

Frasa "kalimat melodik" secara longgar mencakup suatu gagasan musikal yang lengkap tapi yang tidak perlu berakhir. Ia berakhir dengan suatu kadens yang lazimnya sebanyak empat birama, terkadang sebanyak dua birama. Dalam musik Barat, kalimat melodik sesuai arti ini disebut frasa. Contoh-contoh kalimat melodik tadi yang menjelaskan kadens setengah dan otentik dan masing-masing membentuk empat birama dengan demikian tergolong pada frasa-frasa.

Dua frasa yang berkaitan membentuk suatu periode. Dalam musik Barat, suatu periode berakhir dengan suatu kadens yang kuat (seperti kadens otentik) dan biasanya sebanyak delapan birama. Suatu periode dalam musik mirip suatu kalimat utuh - berakhir dengan titik, tanda seru, atau tanda tanya - dalam bahasa. Setiap pasangan contoh kadens setengah dan otentik tadi membentuk suatu periode.

Notasi Ritmik

Sebelum belajar mengiringi lagu-lagu yang dibentuk oleh kombinasi kadens setengah dan otentik, Anda perlu memelajari suatu pola iringan yang baru. Notasi ritmiknya demikian:

Notasi ritmik 6

Berlatihlah untuk memainkan notasi ritmik dalam birama pertama berkali-kali sampai Anda menguasainya dengan baik. Pukulan down-strum bersamaan dengan hitungan satu, dua, tiga, dan empat. Pukulan up-strum berbarengan dengan hitungan dan (&). Lebih mudah Anda melatih ketukan per birama dengan menghitung secara berirama dalam bahasa Inggris (sambil mengetuk matra pada sesuatu yang keras): one and two and three and four and. Kemudian, akhirilah pola ritmik ini dengan satu pukulan down-strum pada birama kedua.

Periode, Kadens Setengah dan Otentik

Sebelu memulai iringanmu dengan memakai notasi ritmik tadi, Anda perlu mengenal periode. Setiap periode dibentuk oleh dua frasa, masing-masing sebanyak dua sampai dengan empat birama. Periode yang akan Anda pelajari dibatasi pada yang melibatkan kombinasi kadens setengah dan otentik.

Ada periode yang membentuk nyanyian atau lagu pendek atau agak pendek. Suatu nyanyian pendek bisa dibentuk oleh satu periode yang mencakup empat atau delapan birama. Dua periode dengan demikian membentuk suatu nyanyian yang agak pendek, antara delapan dan enam belas birama.

Kadens setengah dan otentik bisa dilibatkan dalam satu periode atau dua periode. He's Got the Whole World, suatu lagu gospel terkenal, terdiri dari delapan birama. Ia dengan demikian membentuk satu periode. Ia juga melibatkan kadens setengah dan otentik dan tentu kombinasi nada-nada harmonik dan non-harmonik.

Pakailah notasi ritmik yang sudah Anda latih untuk mengiringinya. Ia harus Anda mainkan dengan memakai irama swing/shuffle.

He's got the whole world

Perhatikanlah bahwa permainan gitarmu harus mulai pada setengah ketukan diam sebelum Anda mulai menyanyi. Permainan itu ada pada birama pertama, ketiga, kelima, dan ketujuh. Anda perhatikan juga bahwa nada A (la) membentuk nada non-harmonik, yaitu, nada tetangga atas dengan not G (sol), pada kata His. Demikian juga, nada E (mi) pada ketukan kedua di atas kata the pada birama ketujuh membentuk nada non-harmonik yang lain, yaitu, interval ketiga bawah dengan not G (sol).

Kadens setengah mencakup tiga birama dan mulai dari progresi akord tonika ke dominan ketujuh, dari C ke G7. Kemudian, kadens otentik mulai dari dominan ke tujuh (G7) ke tonika (C), diganti kadens setengah (C ke G7) dan berakhir dengan kadens otentik pada birama terakhir (G7 ke C). Pendek kata, lagu gereja tadi merupakan kombinasi kadens setengah dan otentik.

Contoh berikut adalah bagian refrein dari suatu ciptaan saya, Sungguh Baik Kasih-Nya. Refrein sebanyak delapan birama ini membentuk satu periode. Mainkanlah refrein ini pada gitarmu dengan memakai notasi ritmik di atas. Karena saya tidak memberikan catatan tentang irama swing/shuffle di bawah judulnya, Anda harus mengiringinya dengan memakai gaya "enteng" atau "ringan".

Sungguh baik kasihNya

Refrein dibuka dengan suatu kadens otentik karena ada progresi akord dari dominan ketujuh (G7) ke tonika (C). Progresi ini beralih menjadi tonika-dominan ketujuh (C-G7) dan membentuk kadens setengah. Jelaslah, refrein in adalah juga suatu kombinasi kadens otentik dan setengah.

LATIHAN 1

Lagu berikut berisi campuran nada-nada harmonik atau akord dan non-harmonik. Tentukanlah nada-nada non-harmoniknya dan jelaskanlah apakah nada-nada itu tergolong pada nada samping/ampiran, nada tetangga, atau nada yang ditangguhkan (suspension). Untuk mengingatkan Anda kembali kepada nada-nada non-harmonik, bacalah sekali lagi bab 13. Jawaban yang betul diberikan di akhir bab ini.

Haleluya, haleluya

LATIHAN 2

Pada birama berapakah kadens otentik dipakai? Akord-akord dasar apakah yang digantikan oleh akord Em dan Am sebagai variasi?

LATIHAN 3

Penggalan lagu berikut, No More, adalah versi bahasa Inggris nyanyian Elvis Presley dari La Paloma, suatu lagu berbahasa Spanyol yang sangat terkenal. Pelajarilah lagunya. Kemudian, tuliskanlah akord tonika dan dominan ketujuh pada garis-garis yang tersedia di atas not. Tentukanlah juga kadens setengah dan otentik yang dilibatkan dalam lagu ini. Jawaban yang betul ada di akhir bab ini.

No more

LATIHAN 4

Ciptakanlah lagumu sendiri. Lagu itu melibatkan kombinasi kadens setengah dan otentik. Iringilah dengan pola ritme dalam notasi ritmik di atas.

Jawaban yang Betul

LATIHAN 1

BiramaKetukanUrutan notNada non-harmonikJenis nada non-harmonik
2-34 (birama 2) dan 1 (birama 3)G-F#-E (do-si-la)F# F# membentuk nada ampiran turun (F#-E, si-la)
42-4F#-E-F#EE membentuk nada tetangga bawah (E-F#, la-si)
51-2E-GEE adalah nada ditangguhkan yang tidak disiapkan
6-74 (birama 6) dan 1 (birama 7)G-F#-EF# F# membentuk nada samping turun (F#-E)
7-84 (birama 7) dan 1 (birama 8)E-G-F#GG membentuk interval ke-3 atas dengan E (E-G, la-do)
82-4F#-E-F#EE adalah nada tetangga bawah dari F#

LATIHAN 2

Birama 8-9: Progresi akord D7-G atau dominan ketujuh-tonika. Akord diatonik dasar yang diganti oleh Em adalah G dan oleh Am adalah F.

LATIHAN 3

Birama pertama dan seterusnya dimulai sesudah not pertama di awal lagu. Not pertama ini sebenarnya adalah not keempat, membentuk "ketukan gantung" atau pickup measure.

Birama 1: C; birama 4: G7; birama 8:C; birama 12: G7; dan birama 16: C.

Kadens setengah C-G7, kadens otentik G7-C. Kombinasi kedua jenis kadens: C-G7-C-G7-C.

30 Agustus 2008

13. Nada-Nada Non-harmonik

Apa itu nada-nada non-harmonik? Itulah nada-nada di luar susunan akord yang Anda pakai untuk mengiringi suatu lagu tapi yang Anda pakai sebagai variasi nada-nada harmonik dalam suatu melodi. Dengan kata lain, nada-nada non-harmonik Anda pakai sebagai sisipan di antara nada-nada harmonik dari suatu melodi, suatu gerak rangkaian nada secara "linear" atau "horisontal". (Dalam arti ketat, melodi tidak bergerak secara linear atau horisontal dalam arti lurus atau datar ke depan; melodi bisa bergerak lurus ke depan - biasanya, sebagai frasa - dan bisa juga naik-turun atau menjadi campuran kedua macam gerak ini.) Jelaslah bahwa nada-nada non-harmonik bukanlah bagian dari akord melainkan bagian dari melodi.

Tiga Jenis Nada Non-harmonik

Anda akan memelajari tiga dari beberapa jenis nada non-harmonik yang lazim dipakai dan secara praktis lebih mudah dipelajari melalui not-notnya. Pertama, not-not samping atau ampiran - disebut passing notes dalam bahasa Inggris; kedua, not-not tetangga - disebut neighboring notes dalam bahasa Inggris; dan, ketiga, not-not yang ditunda - disebut suspension dalam bahasa Inggris.

Not samping/ampiran

Suatu not samping adalah suatu not bantu yang menghubungkan dua not akord yang berdekatan. Dua not berdekatan dalam triad-triad dari tangganada diatonik mayor C, misalnya, adalah dua pasangan not yang masing-masing membentuk interval ketiga. Triad C, F, dan G masing-masing dibentuk oleh pasangan interval ketiga: do-mi dan mi-sol (C), fa-la dan la-do (F), dan sol-si dan si-re (G). Semua pasangan not ini membentuk nada-nada akord C, F, dan G, disebut juga nada-nada harmonik. Untuk melenturkan gerak melodi demi variasi, Anda bisa menyisipkan not-not bantu di antara not-not akord tadi, not-not yang akan membentuk interval kedua. Not-not ini disebut not-not non-akord atau not-not non-harmonik karena tidak berasal dari akord-akord yang dipakai. Untuk setiap jenis triad tadi, Anda menyisipkan not-not non-harmonik yang disebut not-not samping/ampiran, demikian:

Nama triad Not-not akord Not-not samping/
ampiran
C do-mi-sol do-re-mi-fa-sol
F fa-la-do fa-sol-la-si-do
G sol-si-re sol-la-si-do-re

Anda memerhatikan bahwa setiap pasangan not yang berdekatan - seperti do-mi dan mi-sol dari triad C - disisipi not-not bantu - seperti re dan fa untuk triad ini. Not-not bantu ini disebut not-not samping atau ampiran.

Not-not samping atau ampiran bisa menghasilkan bentuk gerak yang naik, turun, turun-naik, atau naik-turun. Untuk jelasnya, simaklah contoh-contoh berikut:

Not samping 1

Not samping atau ampiran Anda ketahui dengan dua cara. Pertama, melalui not-not akord yang disisipi not-not samping pada paranada di atas. Semua not akord berkepala putih; semua not samping berkepala hitam. Dalam contoh potongan lagu yang memakai birama 4/4 ini, kedua not ampiran dipakai pada ketukan  yang ringan, yaitu, ketukan kedua dalam satu birama. Kedua, berdasarkan not-not sampingnya. Tapi berdasarkan tekanan sumatifnya, not samping yang adalah not pertama dalam pasangannya mendapat tekanan ritmik yang agak berat. Tekanan ritmik ini didukung oleh tekanan agak berat dari suku kata se- dari kata sebentar dalam birama kedua dan suku kata re- dari kata repot dalam birama keempat. Kedua not samping ini diapit oleh dua interval ketiga yang naik, yaitu, fa di antara interval mi-sol dalam birama kedua dan re di antara interval ketiga do-mi dalam birama keempat. Kedua not ampiran ini membentuk nada-nada non-harmonik pada akord C yang dipakai.

Not samping 2

Contoh kedua menunjukkan potongan melodi yang bergerak turun-naik melalui not-not sampingnya. Pasangan not yang membentuk interval ketiga dalam birama pertama dan kedua, yaitu, mi-sol diselingi dua not ampiran. Yang satu, re, bergerak turun dan membentuk interval kedua turun dengan not mi di kirinya. Yang lain, fa, bergerak naik dan membentuk interval kedua juga dengan not mi di kirinya. Not-not samping lain, si dan re, membentuk rangkaian melodi yang bergerak turun-nailk juga dalam birama ketiga dan keempat. Keempat not ampiran ini dipakai pada ketukan ringan. Kedua not ampiran yang membentuk interval kedua turun mendapat tekanan sumatif yang ringan karena berada di kanan pasangannya sementara kedua not ampiran lainnya yang membentuk interval kedua naik mendapat tekanan sumatif yang agak berat. Keempat not samping ini membentuk nada-nada non-harmonik pada akord C yang dipakai.

Not samping 3

Berbeda dengan kedua contoh pertama yang memakai akord C, contoh ketiga memakai akord G. Kedua not samping yang membentuk nada-nada non-harmonik pada akord ini adalah la dalam birama pertama dan do dalam birama ketiga. Pasangan not si-sol yang membentuk interval ketiga diselingi not samping la yang membentuk interval kedua bawah dengan not si dan interval kedua atas dengan not sol. Pasangan not re-si yang membentuk interval ketiga lain disisipi not ampiran do yang membentuk juga interval kedua bawah dan atas dengan kedua not akord tadi. Berbeda dengan kedua contoh tadi, kedua not ampiran dalam contoh ketiga malah dipakai pada ketukan ketiga yang relatif berat. Masing-masing adalah juga not pertama dari pasangannya dan membentuk tekanan sumatif yang agak berat.

Not-not tetangga

Suatu not tetangga adalah suatu not hiasan yang disisipkan di antara dua not akord dengan tingginada yang sama dan membentuk interval kedua dengan not akord itu. Dengan kata lain, suatu not tetangga diapit oleh sepasang not yang membentuk interval kesatu, seperti do-do, re-re, mi-mi, fa-fa, sol-sol, la-la, dan si-si. Sebagai not hiasan, not tetangga menambah variasi pada not akord tunggal.

Tabel berikut meringkaskan beberapa not tetangga dalam tangganada diatonik mayor C:

Not-not akord Not-not tetangga
do-do do-re-do
mi-mi mi-fa-mi
la-la la-sol-la

Setiap not tetangga - berhuruf tebal - membentuk interval kedua dengan not akord yang sama di kiri dan kanannya.

Not-not tetangga dibedakan menjadi tiga jenis utama. Ada not tetangga atas, bawah, dan kombinasi.

Simaklah ketiga jenis utama tadi pada contoh-contoh berikut:

Not tetangga atas 1

Not tunggal sol (G) yang diulang-ulangi diselingi not tetangga yang satunada lebih tinggi dari not tunggal itu. Not tetangga atas ini dipakai pada ketukan ringan, yaitu, ketukan keempat dalam birama kedua dan ketiga. Not tetangga ini membentuk nada-nada non-harmonik dari akord G.

Not tetangga atas 2

Variasi lain dari not tetangga atas. Not la (A) dan re (D) menyelingi not akord sol dan do (C). Tapi kedua not bantu ini dipakai pada ketukan ringan - ketukan keempat dan juga pada ketukan berat - ketukan pertama. Kedua-duanya membentuk interval kedua atas (la-sol dan re-do) dan sekaligus nada-nada non-harmonik dari akord C.

Not tetangga bawah 1

Not tetangga kali ini membentuk interval kedua bawah (fa-sol, re-mi) dengan dua not dalam akord C, yaitu, sol dan mi. Kedua not tetangga ini dipakai pada ketukan ringan, yaitu, ketukan kedua; meskipun demikian, masing-masing dipakai di sebelah kiri pada pasangannya. Ini mengakibatkan setiap not tetangga tadi mendapat tekanan sumatik yang agak berat. Apapun juga, kedua-duanya membentuk nada-nada non-harmonik dari akord C.

Not tetangga bawah 2 

Variasi lain dari not tetangga bawah. Not tetangga fa membentuk interval kedua bawah dengan not tunggal sol. Not ini dipakai pada ketukan kedua; tekanan sumatif berlaku pada not fa pertama dari pasangan yang masing-masing bernilai seperempat. Not fa membentuk nada non-harmonik dari akord C.

Not tetangga kombinasi

Contoh keempat menggabungkan not-not tetangga atas dan bawah pada not-not akord. Not fa dan la menyelingi not sol sementara not si dan re menyelingi not do. Not fa dan si dipakai pada tekanan berat sementara not la dan re pada tekanan ringan. Kedua not tetangga ini membentuk nada-nada non-harmonik dari akord C dan G.

 Suspension

Istilah bahasa Inggris ini berarti nada yang ditangguhkan. Suspension adalah suatu nada akord yang ditahan melewati suatu perubahan harmoni. Misalnya, Anda memainkan akord G (sol-si-re-sol) dari tangganada diatonik mayor C pada ketukan keempat suatu birama kemudian pindah ke akord F (fa-la-do-fa) pada ketukan pertama birama berikutnya. Meskipun akord sudah berubah dari G ke F, nada paling tinggi akord G, yaitu sol (G), masih ditahan melintasi garis birama ke ketukan satu birama berikutnya. Pada ketukan ini, not paling tinggi akord F adalah fa. Tapi karena not sol dari G masih ditahan di atas not fa, maka yang Anda hasilkan adalah susunan not fa-la-do-fa-sol. Akord F dengan nada sol yang ditangguhkan dari akord G di depannya adalah suatu contoh suspension, nada yang ditangguhkan. Nada yang ditangguhkan seperti ini mengakibatkan akord F kedengaran janggal, tidak "enak" dan tegang di telinga musikal Anda. Karena sifatnya yang janggal atau tegang, ia harus dikendorkan oleh suatu akord yang berbunyi tenang, teduh, seperti akord C (mi-sol-do-mi) pada ketukan kedua birama yang memakai akord F tadi.

Suspension g-f

Tanda panah ke kiri menunjukkan not sol dari akord G yang ditangguhkan melewati garis birama dan membentuk not sol dari akord F pada ketukan berat.

Pengendoran nada yang ditangguhkan mengikuti arah turun ke suatu nada akord yang lain yang tidak boleh janggal. Lazimnya, penurunan nada yang ditangguhkan membentuk interval kedua bawah. Interval kedua bawah yang lazim dipakai dalam suspension adalah 4-3, 7-6, 9-8, dan 2-3 (untuk bas). Dalam tangganada diatonik mayor C, ini berarti not paling tinggi dari nada yang ditangguhkan dan nada kedua yang mengendorkannya bisa Anda temukan pada gitarmu, demikian:

  • 4-3: Csus-C, Fsus-F, Gsus-G, F-C atau G7-C (Kunci: C mayor)
  • 7-6: D-Em, D-C atau D-Am (Kunci: G mayor)
  • 9-8: B7-E atau B7-A (Kunci: E mayor)
  • 2-3: Dm-Em, Dm-Am/E, G/D-C/E, G/D-Em, atau G/D-Am/E (Untuk bas, kunci: C mayor)

Akord-akord untuk kunci G dan E mayor nanti akan Anda pelajari. Contoh akord-akord dalam kedua kunci ini sekadar untuk penjelasan.

Kemudian, huruf besar di kanan garis miring dari akord-akord dalam kunci C mayor menunjukkan nada bas. Penulisan akord macam ini pun akan Anda pelajari pada kesempatan lain.

Selanjutnya, nada yang ditangguhkan dan penurunannya punya ciri dan aturannya. Dalam kaitan ini, ada dua macam suspension: suspension yang disiapkan dan yang tidak disiapkan.

Lalu, apa peranan atau fungsi nada-nada yang ditangguhkan dalam suatu melodi atau lagu? Nada-nada ini memberi kontras pada suatu melodi, kontras yang menegangkan, yang dirasa sebagai seni. Kontras yang menegangkan ini lalu dikendorkan melalui akord yang tidak janggal, yang tenang atau "merdu".

Suspension yang disiapkan

Dalam suatu nyanyian, suatu akord dari suatu birama sudah berubah pada ketukan berat birama berikutnya. Tapi nada melodi akord lama dipertahankan pada ketukan berat lalu berubah pada ketukan ringan birama kedua. Nada melodi yang berubah ini menjadi suatu bagian dari akord yang baru. Penangguhan nada macam ini disebut suspension yang disiapkan.

Simaklah contoh suspension yang disiapkan berikut:

Suspension disiapkan 

Penggalan melodik pertama berasal dari Bangun Pemudi-Pemuda, suatu lagu nasional karya A. Simanjuntak. Penggalan kedua dikutip dari Kami Puji dengan Riang, suatu lagu gereja terjemahan dari syair Joyful, Joyful, We Adore Thee yang lagunya ciptaan Ludwig van Beethoven tahun 1824, dalam Kidung Jemaat (nomor 3) terbitan Yayasan Musik Gereja di Indonesia, Jakarta 1997. Kunci mayor dan progresi akord kedua penggalan melodik tadi saya tambahkan.

Tiga tanda panah dalam tiga birama yang berbeda menunjukkan tiga not akord yang ditangguhkan dari satu birama melintasi birama lainnya pada ketukan pertama yang berat. Not-not yang ditangguhkan adalah sol (D) dalam birama kedua, not sol dalam birama keenam, dan mi (A) dalam birama kedelapan. Sementara itu, akord pada ketiga birama tadi berubah, berturut-turut dari G ke C, G ke D, dan G ke G/D. Not paling tinggi dari akord G/D yang dipakai pada ketukan berat adalah juga D (sol). Not-not yang ditangguhkan itu paling mudah Anda bedakan kalau Anda memainkan akord-akord penggalan melodik tadi dan menenemukan not-not paling atas yang membentuk not-not yang ditangguhkan itu pada gitarmu.

Suspension yang tidak disiapkan

Kebalikan dari suspension jenis pertama adalah suspension yang tidak disiapkan. Nada ditangguhkan macam ini dihasilkan ketika suatu akord dari suatu birama berubah menjadi akord lain pada ketukan berat birama berikutnya. Tapi melodi menyeberangi birama yang satu ke yang lain dengan masih mempertahankan nada yang sama pada ketukan berat lalu berubah memakai not dari akord yang baru pada ketukan ringan dari birama berikutnya. Nada melodi pertama yang ditangguhkan melintasi dua birama masih kedengaran janggal dan menegangkan ketika dipakai pada ketukan berat lalu menjadi merdu dan kendor pada ketukan kedua.

Simaklah contoh-contoh suspension yang tidak disiapkan berikut:

Suspension tak disiapkan

Ada tiga potongan melodik sebagai contoh penjelasan nada ditangguhkan yang tidak disiapkan. Pertama, potongan melodik Kole-Kole, suatu lagu rakyat Ambon; kedua, Halo-Halo Bandung, suatu lagu perjuangan kemerdekaan Indonesia; dan, ketiga, Doa untuk Pernikahan, ciptaan saya. Kunci mayor dan progresi akord saya tambahkan.

Not-not ditangguhkan yang tak disiapkan ditandai oleh tanda panah. Not re (A) birama ketiga, not re birama ketujuh, dan not fa (C) birama kesebelas adalah ketiga not suspension yang tidak disiapkan dalam ketiga penggalan melodik tadi. Ketiga-tiganya dipakai sebagai kontras melodik yang menegangkan dan sekaligus sebagai variasi yang berseni pada ketukan berat, disusul not akord pada ketukan ringan.

Nada-Nada Non-harmonik dalam Berbagai Lagu

Banyak melodi, dari lagu rakyat sampai dengan lagu klasik Barat, memakai kombinasi nada-nada harmonik dan non-harmonik. Nada-nada harmonik jelas ada pada akord. Tiga di antara nada-nada non-harmonik yang sudah Anda pelajari mencakup nada samping/ampiran, nada tetangga, dan suspension. Nada yang ditangguhkan membentuk interval kedua dengan nada di kiri-kanannya kalau ia disiapkan tapi membentuk interval kedua hanya dengan nada di kanannya kalau ia tidak disiapkan. Interval kedua ini bisa kecil (minor), seperti 4-3 atau 1-7, dan bisa besar (mayor), seperti 7-6 dan 9-8.

Dua lagu rakyat Papua yang memakai tangganada diatonik mayor bisa memperjelas nada-nada ampiran dan tetangga. Yang pertama, Tidurlah Anakku; dan yang kedua, Gara-Gara Janda Muda. Saya menambahkan kunci dan progresi akordnya.

Lagu buaian manokwari

Ada tiga nada non-harmonik yang ditandai anak panah. Semuanya menjadi bagian dari pasangan not yang dipakai pada ketukan ringan. Tapi semuanya mendapat tekanan sumatif yang agak berat.

Jenis nada non-harmonik apakah yang dibentuknya? Nada fa (F) dalam birama kedua, bukan nada akord C, adalah nada samping menurun karena diapit oleh pasangan nada sol (G) dan mi (E) yang membentuk interval ketiga bawah. Nada mi (E), bukan nada akord G, membentuk juga nada ampiran menurun karena ada di antara nada fa dan re yang membentuk interval ketiga bawah juga. Nada mi yang terakhir adalah juga nada samping dan diapit oleh pasangan not fa dan re, suatu interval ketiga bawah.

gara-gara janda muda

Lagu rakyat Papua yang memakai tangganada diatonik mayor ini terkenal dalam tarian rakyat yosim-pancar (yospan) Papua tahun 1970-an. Dibanding nyanyian nina bobok tadi, nyanyian rakyat kedua berisi lebih banyak nada-nada non-harmonik, ditandai anak panah.  Rinciannya demikian:

Birama Nama nada Jenis nada non-harmonik Keterangan
1, 2 re (A), fa (C) Nada tetangga bawah (mi-re-mi)  dan atas (mi-fa-mi). Nada mi kedua dalam urutan mi-fa-mi adalah nada pertama dalam birama kedua; kedua nada mendapat tekanan sumatif yang ringan.
3, 4 re Re pertama membentuk nada tetangga bawah (re-do-re); re kedua membentuk nada samping atas (re-do-si). Nada si dalam urutan re-do-si adalah nada pertama dalam birama keempat; kedua nada re mendapat tekanan sumatif yang agak berat.
5, 6 do (G), mi (B) Nada do membentuk nada tetangga bawah (re-do-re) sementara nada mi membentuk nada tetangga atas (re-mi-re). Nada re kedua dari urutan re-mi-re adalah nada pertama dalam birama keenam; masing-masing nada mendapat tekanan sumatif yang ringan.
7 mi Nada mi pertama membentuk nada samping menurun (fa-mi-re) sementara nada mi kedua membentuk nada tetangga bawah (mi-re-mi). Kedua nada mi mendapat tekanan sumatif yang agak berat.

 

Sesudah memahami pemakaian nada-nada samping dan tetangga sebagai bagian dari nada-nada non-harmonik, Anda perlu memahami lebih baik pemakaian nada-nada yang ditangguhkan pada lagu-lagu lain. Karena tidak seluruh lagu berisi nada-nada yang ditangguhkan, Anda akan memelajarinya melalui penggalan-penggalan melodik tertentu.

Contoh suspension

Kedua potongan melodik tadi dikutip dari Rayuan Pulau Kelapa, suatu lagu nasional Indonesia, dan Dalam Dunia yang G'lap, suatu nyanyian jemaat Kristen. Nada-nada yang ditangguhkan ditunjukkan oleh tanda panah. Baik kunci maupun progresi akordnya saya tambahkan.

Frasa melodik pertama berisi dua nada suspension yang tidak disiapkan, yaitu, la (A) dan re (D), pada ketukan berat. Kedua nada ini diikuti oleh not akord, masing-masing pada ketukan kedua sebagai ketukan ringan.

Potongan melodik kedua adalah refrein dari nyanyian gereja tadi. Semua nadanya yang ditangguhkan adalah suspension yang disiapkan dan dipakai pada ketukan berat. Nada-nada yang ditangguhkan ini lalu diikuti not-not akord yang tenang.

Sesudah penjelasan tentang nada-nada non-harmonik, Anda sudah siap untuk menentukan dengan lebih mudah akord-akord dan progresi akord suatu lagu. Anda tidak akan dibingungkan oleh nada-nada sisipan yang adalah nada-nada non-harmonik. Pelajaran berikut akan menuntun Anda untuk mempermudah penetapan akord dan progresi akord Anda.