Sejauh ini, Anda sudah memelajari triad dan nada bas. Triad terdiri dari tiga nada yang masing-masing dibentuk oleh dua interval ketiga. Ketika nada bas sebagai nada terendah Anda tambahkan pada triad, nada ini memperluasnya menjadi empat nada harmonik. Nada bas sama dengan nada dasar dari suatu akord empat nada atau lebih.
Akan tetapi, akord yang sama yang Anda pakai berkali-kali mengakibatkan nada basnya sama juga. Pemakaian akord dan nada bas yang sama berkali-kali akan membosankan pemusik dan pendengarnya, seperti contoh berikut:
Bagian awal dari suatu versi rock 'n roll Burung Kakatua yang terdiri dari empat birama memakai hanya satu akord: C. Untuk ritme rock 'n roll, pengulangan akord macam ini normal. Musik rock yang mengandalkan ritme yang kuat dan teratur memang membutuhkan perulangan akord; kalau akordnya berganti setiap ketukan, kekuatannya sebagai rock terganggu dan berkurang atau malah hilang. Jadi, perulangan akord tadi tidak menimbulkan masalah dalam musik rock 'n roll.
Yang menimbulkan masalah adalah jalur basnya. Nada bas potongan nyanyian anak-anak tadi (C atau do) tidak salah; ia adalah nada paling rendah dari akord C. Masalahnya, jalur bas ini monoton karena mengulangi not yang sama selama empat birama sebanyak enam belas kali. Iringan bas yang monoton seperti ini jelas menjemukan pendengar, tidak menghidupkan gerak energik ritme rock.
Demi mencegah monotoni atau hilangnya tenaga ritme rock, jalur bas potongan nyanyian tadi perlu dihidupkan. Caranya? Melalui variasi mengikuti aturan variasi jalur bas rock 'n roll. Salah satu variasi jalur bas rock demikian:
Naik-turunnya nada bas sesuai aturan musik rock 'n roll sekarang menghidupkan jalur bas potongan Burung Kakatua. Variasi nada bas ini mencegah monotoni, kejemuan, gerak bas yang hanya mengandalkan satu nada saja.
Variasi tadi sekaligus menunjukkan apa yang dalam ilmu musik Barat diistilahkan pembalikan.Dalam contoh kedua, pembalikan ini kentara pada not C, E, dan G (do, mi, dan sol); not-not lain (A dan Bb atau la dan sa) adalah variasi. Pembalikan menghasilkan variasi nada bas yang kemudian mengurangi atau mencegah monotoni jalur bas.
Meskipun variasi menghidupkan jalur bas nyanyian rock 'n roll, ilmu harmoni Barat mengatakan susunan akord dengan nada dasar sebagai nada bas adalah susunan yang normal. Susunan ini menghasilkan susunan akord yang berbunyi mantap karena bulat dan tenang.
Tiga Macam Pembalikan
Ada tiga cara pembalikan nada bas. Pertama, dengan memakai nada ketiga di atas nada pertama. Kedua, dengan memakai nada kelima di atas nada pertama. Ketiga, dengan memakai nada ketujuh di atas nada kelima. Untuk kemudahan pemahaman, akord-akord yang dipakai sebagai contoh penjelasan ketiga macam pembalikan ini berdasarkan tangganada diatonik mayor C.
Contoh-contoh penjelasan tentang nada ketiga, kelima dan ketujuh sebagai nada bas tidak saja melibatkan akord tonika. Ia melibatkan juga akord-akord jenis lain dalam suatu tangganada. Untuk mudahnya, berbagai contoh yang akan dijelaskan melibatkan akord-akord dalam tangganada diatonik mayor C.
Nada ketiga menjadi nada bas
Triad tonika
Nada ketiga dari triad C (do-mi-sol atau 1-3-5) adalah mi (3). Akord C yang dibentuk berdasarkan not do sebagai nadanya yang terendah dan sekaligus nada basnya disebut akord tonika. Dengan mi sebagai nada terendah atau nada bas yang baru, urutan nada akord ini menjadi mi-sol-do atau 3-5-1 dengan nada terakhir sebagai nada tertinggi. Kalau Anda menghitung jarak nada antara mi dan do, Anda menemukan interval keenam: mi-fa-sol-la-si-do (3-4-5-6-7-1). Karena jarak nada enam ini, akord yang memakai nada ketiga sebagai nada basnya disebut akord sekst (keenam). Akord ini masih suatu akord mayor.Tanda resmi akord ini adalah I6.
Berbeda dengan akord tonika yang nada basnya bulat dan tenang, nada ketiga sebagai nada bas akord sekst menghasilkan bunyi musikal yang tajam, kurang tenang, kurang bulat, kurang berwibawa dibanding nada bas akord tonika. Nada bas mi, karena itu, dipakai sebagai suatu variasi sesudah akord tonika. Ia biasanya dipakai sesudah suatu potongan melodi mencapai suatu puncak. Tapi nada mi tidak dipakai di akhir suatu kalimat melodik, seperti suatu kadens biasa.
Contoh:
Bagian awal melodi lagu gereja ini membentuk suatu kadens setengah. Melodi mulai dengan akord tonika (C) dan berakhir untuk sementara melalui suatu progresi akord dengan akord dominan (G). Puncak frasa melodik ini terdapat pada not sol (G) birama pertama. Akord C yang dipakai adalah pembalikan pertama - mi-sol-do-mi - dari akord C di depannya. Nada mi sebagai nada bas akord ini ditandai huruf E sesudah garis miring. Dalam bahasa musik tentang pembalikan akord, penulisan akord tadi yang dibalikkan bersama basnya diistilahkan C on E atau C slash E. Pemakaian akord C/E di depan Dm pun bagus; nada E turun secara bertangga ke nada bas D (re) dari akord Dm lalu bergerak naik ke nada bas dari C/G. Dalam birama kedua, akord tonika mengalami pembalikan kedua sehingga nada basnya menjadi sol (G) dengan urutan sol-do-mi (5-1-3). Akord C/G sangat efektif sebagai pendahulu akord dominan yang nada basnya adalah G (sol); dalam birama tadi, akord C/G mendahului G sebagai akord dominan.
Triad dominan
Triad dominan pada posisi asli adalah G-B-D (5-7-2 dengan nada terakhir sebagai not tertinggi). Nada basnya adalah G. Pembalikan pertama triadi ini mengakibatkan nada ketiga (B) dihitung dari nada pertama (G) menjadi nada bas yang baru: B-D-G (7-2-5 dengan nada pertama sebagai nada terendah). Meskipun nada ketiga sekarang menjadi nada bas, urutan triad yang dibentuk masih tergolong triad mayor.
Apa sifat dan peranan nada bas dari pembalikan pertama nada bas? Nada B sebagai nada bas bersifat lebih tajam dari nada G, tidak tenang, dan, karena itu, ingin menjadi tonika. Di samping itu, nada B berperan sebagai variasi sesudah triad dominan asli. Akan tetapi, nada B tidak boleh Anda pakai di akhir baris melodik dalam kadens setengah.
SALAH
Potongan melodik dari suatu lagu rakyat Ambon ini menunjukkan suatu kadens setengah sebanyak empat birama. Kadens diawali akord tonika (C) dan variasi bas hasil pembalikan pertama akord C (C/E). Birama ketiga dan keempat memakai akord dominan (G) dan variasi basnya (G/B). Karena kadens setengah ini berakhir dengan akord dominan (G) sementara seluruh lagu belum berakhir, akord G/B pada ketukan ketiga dan keempat birama terakhir dilarang. Akord terakhir haruslah akord dasar, yaitu, G, seperti berikut:
BETUL
Triad subdominan
Kalau triad dasar subdominan (F-A-C atau 4-6-1 dengan nada terakhir sebagai nada tertinggi) Anda balikkan pertama kali, Anda memakai nada ketiganya (A) sebagai nada bas urutan triad yang baru. Urutan yang baru menjadi A-C-F atau 6-1-4 dengan nada pertama sebagai nada terendah. Sebagaimana halnya dengan triad tonika dan dominan, triad subdominan ini tergolong pada triad mayor.
Apa sifat dan peranan pembalikan pertama triad subdominan? Bunyi triadnya tajam dan menonjol; selain itu, triad hasil pembalikan pertama ini tidak tenang, ingin menjadi tonika. Meskipun demikian, kecenderungannya ke tonika tidak sekuat kecenderungan triad subdominan dasar. Selain itu, triad subdominan hasil pembalikan pertama ini berperan sebagai variasi sesudah subdominan dasar untuk membentuk jalur melodi bas.
Potongan melodik dari suatu lagu perjuangan yang indah gubahan Maladi, Indonesia, ini diawali rangkaian akord C, balikannya yang pertama (C/E), dan G. Variasi bas C dan C/E Anda amati pada birama kedua, keempat, dan keenam. Variasi petikan bas untuk akord subdominan dan balikannya yang pertama Anda amati pada birama ketiga dan keenam. Variasi ini bersama variasi bas untuk akord tonika dan bas dominan (G) mengurangi monotoni iringan bas lagu yang indah ini.