09 Juni 2008

3. Interval

Tangganada diatonik mayor C akan mendasari pelajaran tentang interval.



Lalu, apa itu interval? Suatu interval adalah suatu jarak antara dua not apa pun dengan tingginada (pitch) yang sama atau berbeda antara kedua not itu. Jarak antara C-C, C-D, C-E, C-F, C-G, C-A, C-B, dan C-C (C kedua satu oktaf lebih tinggi dari C pertama) adalah beberapa contoh interval. Suatu tingginada adalah tingkat ketinggian suatu bunyi musikal yang diukur dari banyaknya getaran per detik. Suatu pasangan tingginada yang sama, seperti C-C, punya jumlah getaran yang sama per detik. Suatu pasangan tingginada yang berbeda, seperti C-D, karena itu punya jumlah getaran yang berbeda per detik.

Interval sangat penting dalam ilmu musik Barat. Jarak antar-nada ini melandasi penciptaan melodi, akord, progresi akord, dan harmoni.Kalau dua not dimainkan secara berurutan, seperti C-C atau C-E, keduanya membentuk suatu interval melodik, suatu jarak antar-nada yang menghasilkan suatu potongan kecil lagu. Kalau kalau tiga not dengan jarak tertentu, seperti C-E-G, dimainkan secara vertikal dan serentak, ketiganya membentuk interval harmonik, suatu jarak antar-nada yang menghasilkan suatu akord tiga suara.

Anda bisa mengenal suatu interval melalui posisinya dalam suatu tangganada, seperti tangganada diatonik mayor C. Interval yang paling mendasar adalah oktaf. Oktaf menentukan not pertama dan terakhir dalam tangganada diatonik mayor. (Oktaf berlaku juga dalam tangganada minor dan tangganada lainnya yang akan kita pelajari.) Karena oktaf membatasi kedua ujung tangganada diatonik mayor, semua interval lain dinamakan sesuai jaraknya dari not pertama pada suatu tangganada diatonik mayor.

Jumlah Interval

Semakin jauh jaraknya dari not pertama dalam suatu tangganada mayor semakin banyak jumlah not yang ada dalam suatu interval. Pasangan not C-C, D-D, atau E-E, misalnya, berjarak nol – atau tanpa jarak. Tapi jarak antara C dan D berisi dua not tangganada diatonik mayor C, yaitu C dan D; karena itu, pasangan ini membentuk suatu interval kedua. Selanjutnya, jarak antara C dan E berisi tiga not tangganada mayor C, C-D-E; ini karena itu adalah suatu interval ketiga. Interval tetap sama entah Anda melihatnya dari not lebih rendah atau lebih tinggi. Interval ketiga tadi kita lihat dari notnya yang lebih rendah, C, lalu, kita hitung jaraknya dalam posisi naik ke not E. Tapi interval yang sama bisa kita lihat dari notnya yang lebih tinggi, E, dan turun secara bertangga ke C, E-D-C, dan interval dalam posisi turun ini pun adalah suatu interval ketiga.

Jumlah not suatu tangganada mayor yang ada dalam suatu interval disebut jumlah interval. Jumlah ini berlaku sama dalam kunci apa pun dari tangganada diatonik mayor, seperti tangganada diatonik mayor D, E, F, G, A, dan B. Dalam tangganada diatonik mayor C, jumlah interval C sampai dengan F berisi empat not, yaitu C-D-E-F. Karena itu, C-F yang berisi empat not menunjukkan suatu interval keempat.

Berikut adalah ringkasan jumlah interval dalam tangganada diatonik mayor C:











































Penerapan Interval dalam Lagu

Suatu melodi bisa dibentuk oleh berbagai interval. Ia bisa didominasi interval yang berisi pasangan atau rangkaian not berjarak satu, dua atau tiga – yaitu, interval ke-1, ke-2, atau ke-3. Jumlah interval – jadi, jumlah nada yang ada dalam jenis-jenis interval tadi – dari yang paling kecil (interval ke-1) sampai dengan yang relatif kecil (interval ke-3). Melodi yang didominasi jenis-jenis interval seperti ini menghasilkan lagu yang tenang atau relatif tenang. Selain itu, melodi yang sama bisa berisi pasangan not berjarak empat sampai dengan delapan; dengan kata lain, ia melibatkan pemakaian interval ke-4, ke-5, ke-6., ke-7, dan ke-8. Maka, jumlah interval menjadi agak besar sampai dengan besar dan menghasilkan efek musikal yang menonjol atau dramatik dari lagu.

Rayuan Pulau Kelapa, suatu lagu nasional ciptaan Ismail, menunjukkan bahwa semua interval yang kita pelajari sejauh ini dilibatkan, kecuali interval ke-7. Interval yang paling kecil dan relatif kecil dipakai dalam frasa melodik sementara interval yang relatif besar dipakai di antara berbagai frasa melodik lagu nasional yang indah ini.

Rincian tentang berbagai interval dalam lagu ini dibagi dua. Bagian pertama adalah baitnya; bagian kedua refreinnya. Jumlah dan jenis interval ditandai angka di dalam dan di antara frasa atau kalimat melodik lagu ini.















Rayuan Pulau Kelapa-Refrein
Interval ke-1, ke-2, dan ke-2 yang menonjol dalam Rayuan Pulau Kelapa mengakibatkan nyanyian ini kedengaran syahdu. Interval ke-1 digunakan sebanyak 34 kali, interval ke-2 sebanyak 38 kali, dan interval ke-3 sebanyak 13 kali. Sementara itu, interval ke-4, ke-5, ke-6, dan ke-8 mengakibatkannya kedengaran dramatik. Interval ke-4 dipakai sebanyaj 7 kali, interval ke-5 sebanyak 1 kali, interval ke-6 sebanyak 3 kali, dan interval ke-8 sekali. Dengan pemakaian yang menonjol dari interval ke-2, ke-1, dan ke-3, ada karena itu suatu campuran antara suatu suasana syahdu yang menonjol yang diselingi suasana dramatik dari interval ke-4, ke-5, ke-6, dan ke-8.

Kualitas Interval

Interval tidak hanya dipahami melalui jumlahnya saja. Ia juga dipahami melalui kualitasnya, yaitu atribut, ciri atau sifatnya. Ada, misalnya, interval yang punya jumlah not yang sama tapi notasi dan bunyinya berbeda. Perbedaan ini merujuk pada kualitas interval dalam arti tadi.

Setiap interval tadi adalah interval ketiga dan masing-masing berisi tiga not dari tangganada mayor C. Interval ketiga di kiri berisi not do-re-mi. Tapi interval ketiga di kanan, meskipun berisi not mi, berkurang jumlah notnya karena not mi diturunkan menjadi setengah dan dibunyikan sebagai ru (b3). Pengurangan jumlah not mengakibatkan bunyi pasangan not di kiri berbeda dengan pasangan di kanannya. Pasangan di kiri Anda, misalnya, nyanyikan sebagai do-mi sementara yang di kanan Anda nyanyikan sebagai do-ru.

Perbedaan bunyi kedua jenis pasangan interval ketiga tadi karena jumlah not yang berbeda menentukan kualitas atau ciri intervalnya. Pasangan di kiri adalah suatu interval ke-3 yang berciri mayor atau besar. Sementara itu, pasangan di kanan adalah suatu interval ke-3 yang berciri minor atau kecil.

Kalau perbedaan ciri tadi melibatkan jumlah interval, apa beda antara jumlah interval dan kualitas interval? Jumlah interval memberi kita suatu ukuran umum dari besar-kecilnya suatu interval. Tapi kualitas interval memberi kita suatu ukuran yang tepat dari besar-kecilnya suatu interval.


Apa ukuran yang tepat itu? Itulah jumlah setengahnada (half steps) dalam suatu interval. Dalam contoh tadi, interval di kiri berisi tiga not: do-re-mi. Setiap pasangan not dalam interval ketiga ini membentuk satunada, yaitu, do-re dan re-mi. Untuk pelajaran tentang kualitas interval, setiap satunada harus dipecah atau diperkecil nilainya menjadi setengahnada. Karena itu, setiap pasangan not dalam interval ketiga dikiri diperkecil nilainya menjadi satu setengahnada.

Dalam posisi naik atau turun secara bertangga, Anda menghitung jumlah total setiap setengahnada dalam setiap interval. Jumlah total setengahnada dalam interval ketiga di kiri tadi adalah 5: do-di-re-ri-mi (1-#1-2-#2-3) atau mi-ru-re-du-do (3-b3-2-b2-1). Jumlah total ini mengakibatkan interval ke-3 di kiri bersifat mayor atau besar. Sebaliknya, interval ketiga di kanan berciri minor atau kecil karena jumlah total setengahnadanya, dalam posisi naik atau turun secara bertangga, adalah 4: do-di-re-ri (1-#1-2-#2) atau ru-re-du-do (b3-2-b2-1).

Dengan penjelasan ini, Anda rasanya tidak akan sulit untuk memahami kualitas berbagai jenis interval dalam batas satu oktaf dari tangganada diatonik mayor C. Untuk mempermudah pemahaman Anda tentang interval, setiap jenis interval berikut mulai dari not do atau C tengah (pada piano). Urutan not dalam posisi naik secara bertangga.



Berapa jumlah setengahnada dari setiap interval tadi?
  • Interval kesatu murni: 0
  • Interval kedua besar: 3
  • Interval ketiga besar: 5
  • Interval keempat murni: 6
  • Interval kelima murni: 8
  • Interval keenam besar: 10
  • Interval ketujuh besar: 12
  • Oktaf murni: 13

Penambahan dan Pengurangan Interval

Ciri-ciri interval yang sudah Anda pelajari sejauh ini didasarkan pada not-not dalam tangganada diatonik mayor C. Dalam setiap pasangan not interval yang diawali not do atau C, not atas atau di kanan not C tergolong pada tangganada ini. Ia adalah not diatonik.

Bagaimana kalau not atas tadi bukan not diatonik dari tangganada diatonik mayor C? Not non-diatonik ini akan menaikkan atau menurunkan jumlah setengahnada dalam interval dan mengubah ciri interval dan ciri bunyinya.

Aturan dasar tentang not atas non-diatonik itu demikian:

  1. Kalau not atas satu setengahnada lebih kecil dari suatu interval besar (mayor), ia disebut interval kecil (minor). Lihat contoh pada “Kualitas Interval” di atas.
  2. Kalau not atas satu setengahnada lebih kecil dari suatu interval murni atau kecil, ia disebut interval kurang (diminished disingkat dim). Jadi, interval keempat murni C-F atau do-fa (1-4) yang dikurangi setengahnada menjadi C-bF atau do-mi berubah menjadi interval kurang. Sementara itu, interval kecil C-bE atau do-mu (1-b3) yang dikurangi satu setengahnada – C-bbE atau do-re (1-bb3) berubah menjadi interval kurang juga. (E turun satu setengahnada ditulis sebagai bE atau b3; kalau diturunkan satu setengahnada lagi, not ini ditulis dengan tanda mol ganda di depannya – bbE atau bb3. Penurunan ganda ini menghasilkan not re atau 2.)
  3. Kalau not atas satu setengahnada lebih besar dari suatu interval murni atau besar, ia disebut interval lebih (augmented disingkat augm). Interval kelima murni C-G atau do-sol (1-5) yang not atasnya dinaikkan satu setengahnada menjadi C-#G atau do-sel (1-#5) berubah menjadi interval kelima lebih. Sementara itu, interval ketiga besar C-E atau do-mi (1-3) yang not atasnya diperbesar dengan satu setengahnada menjadi C-#E atau do-fa (1-#3) berubah menjadi interval ketiga lebih.
  4. Catatan: Interval murni tidak bisa menjadi interval besar atau kecil. Sebaliknya, interval besar atau kecil tidak bisa menjadi interval murni.


Penerapan Jumlah dan Kualitas Interval dalam Lagu

Bagaimanakah jumlah dan kualitas interval diterapkan dalam lagu? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita kembali ke lagu nasional Rayuan Pulau Kelapa. Jumlah intervalnya sudah dijelaskan; karena itu, fokus kita sekarang pada kualitas interval yang dilibatkan dalam lagu ini. Untuk memahami berbagai interval dan ciri yang ada di dalamnya, kita akan batasi diri pada contoh-contoh yang mewakili setiap jenis interval di dalamnya.


Jumlah setengahnada dalam setiap contoh interval yang dipakai dalam lagu nasional tadi demikian:
  • Kesatu murni: 0
  • Kedua kecil: 1
  • Kedua besar: 2
  • Ketiga kecil: 4
  • Ketiga besar: 5
  • Keempat murni: 6
  • Keempat lebih: 7
  • Kelima murni: 8
  • Keenam kecil: 9
  • Oktaf murni: 13


Interval di atas Satu Oktaf

Selain interval sebanyak delapan nada diatonik atau satu oktaf, ada juga interval di atas satu oktaf. Interval oktaf murni sebenarnya adalah pengulangan not atas yang sama, seperti C-c atau do-do’. Kalau C atau do dalam tangganada diatonik mayor C kita pakai sebagai not bawah atau not awal, kita bisa membentuk jenis interval dengan jumlah not diatonik yang lebih banyak dari yang ada dalam satu oktaf. Not atas dari interval besar ini sebenarnya mengulangi interval kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya. Bedanya, not atas ini berada di atas satu oktaf.

Jenis interval yang lazim dipakai dalam nyanyian dan berada di atas satu oktaf demikian:

Penerapan Interval di atas Satu Oktaf

Barangkali, interval di atas satu oktaf jarang dipakai dalam nyanyian. Tidak mudah menyanyikan dengan tepat interval macam ini. Perlu ketepatan “menembak” interval macam ini dan peralihan yang mulus dari suara rendah atau tengah ke suara tinggi atau sangat tinggi. Penyanyi yang tidak terlatih punya peluang untuk menyanyikan jangkauan not yang demikian luas secara keliru.

Barangkali, jangkauan not seluas ini bisa Anda temukan dalam melodi instrumental, seperti yang dipakai dalam musik klasik Barat. Kalau interval di atas satu oktaf ini memang muncul dalam melodi instrumental, efek dramatik.nya menonjol. Efek ini kentara kalau interval berjarak besar ini dikontraskan dengan interval berjarak kecil atau relatif kecil.





















































































































































































Tidak ada komentar: